jpnn.com - JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Mulyana W Kusumah, menilai pelaku penembakan aparat kepolisian yang merebak di Jabodetabek dalam tiga bulan terakhir berasal dari kelompok terorganisasi dan mempunyai kemampuan melakukan kekerasan dengan sangat terencana.
Hal tersebut terlihat dari kemampuan pelaku dalam menggunakan senjata api dan memiliki keberanian yang luar biasa. Pelaku dengan berani terlihat melakukan penembakan di dekat kantor kepolisian. Penembakan juga dilakukan menjelang apel dan berani adu tembak dengan anggota polisi yang mengejar.
BACA JUGA: Pelaku Penembakan Polisi Teridentifikasi
"Kelompok ini juga memiliki kemampuan mengkalkulasi risiko. Antara lain terlihat dalam situasi pengejaran, mereka sudah menyiapkan jalan keluar," ujar Mulyana di Jakarta, Sabtu (17/8).
Selain itu Mulyana juga menduga kelompok pelaku bukan berasal dari luar Jabodetabek. Karena dari pemilihan sasaran, waktu, lokasi dan pola melarikan diri benar-benar sangat tepat.
BACA JUGA: Jalan Depan Kantor DPP PDIP Ditutup
"Jadi dengan adanya penembakan terhadap Aiptu Kus Hendratna dan Bripka Maulana di Pondok Aren, Tangerang, memerlihatkan jika ancaman dan kekerasan terhadap petugas kepolisian di wilayah Polda Metro Jaya sudah mencapai tingkat seriusitas yang tinggi," ujarnya.
Untuk itu polisi menurut Mulyana, penting mengungkap jaringan dan modus pelaku secara cepat. Jika itu tidak dilakukan, dikhawatirkan aksi susulan masih berpotensi terjadi. Langkah pengungkapan juga perlu agar keberhasilan kelompok pelaku dalam menciptakan suasana perang psikologis, yang menimbulkan ancaman atas rasa aman terhadap polisi, tidak terus berlanjut.
BACA JUGA: Banyak yang Nikah Usai Lebaran
Menurutnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Di antaranya, mengingat kemungkinan besar kelompok pelaku sebelumnya sudah mempunyai rekam jejak dalam melakukan kekerasan menggunakan senjata api, maka diperlukan koordinasi internal antar satuan kewilayahan jajaran Polda Metro Jaya, untuk menganalisis dan mengevaluasi berdasarkan data peristiwa.
"Jajaran Polda Metro Jaya juga perlu menggalang dukungan jajaran RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan agar berkembang partisipasi efektif masyarakat dalam mencegah serta menanggulangi setiap bentuk kekerasan, kriminal terhadap anggota Polri," ujar Mulyana.
Selain itu dukungan media massa dan sosial media, menurut Mulyana juga diperlukan. Terutama untuk memelihara kepercayaan publik terhadap Polri sebagai penegak hukum, pemelihara kamtibmas, penjamin rasa aman masyarakat yang dirusak oleh tindakan kriminal kekerasan terhadap anggota Polri.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangguran Capai 7 Ribu Orang
Redaktur : Tim Redaksi