Kelompok Radikal Bermunculan, Pemerintah Jangan Lengah

Minggu, 20 Mei 2018 – 12:48 WIB
Terdakwa perkara terorisme Aman Abdurrahman bersama penasihat hukumnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, sekecil apa pun jumlah pelaku teror Indonesia tetap merupakan ancaman besar.

Pasalnya, para pelaku bisa kapan saja melancarkan aksi teror dan itu akan sangat merugikan banyak orang.

BACA JUGA: Jangan Sampai Muncul Kesan Oposisi tak Punya Niat Baik

Karena itu, pemerintah diminta tidak lengah menghadapi kemunculan berbagai kelompok radikal di Indonesia.

"Menurut saya, jangan pernah terlena dengan munculnya kelompok radikal karena bisa meleduk kapan saja," ujar Adi kepada JPNN, Minggu (20/5).

BACA JUGA: Jokowi Aktifkan Koopssusgab TNI, Sepertinya Oposisi Unhappy

Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini menilai, ada dua langkah yang perlu diambil pemerintah menghadapi pelaku teror.

Untuk jangka pendek, pelaku teror harus ditindak ke akar-akarnya.

BACA JUGA: Masyarakat Pasti Dukung Pelibatan TNI untuk Menumpas Teroris

"Waspada menjelang pilkada dan pemilu. Harus diantisipasi kelompok radikal yang mencoba menghancurkan konsolidasi demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah selama ini," ucapnya.

Sementara terkait program jangka panjang, Adi menilai pemerintah perlu merancang program untuk memperkenalkan potret keagamaan dengan nilai-nilai Pancasila.

Lewat upaya ini maka bibit-bibit kekerasan bisa diantisipasi sedini mungkin.

"Intinya, jangan membiarkan bibit-bibit kekerasan muncul seolah mereka merasa bisa mengubah dasar negara. Kalau dibiarkan, akan sulit ditangani ketika membesar," katanya.

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini juga mengingatkan pentingnya pemerintah mencari jalan keluar mengatasi permasalahan yang sulit dihilangkan sejak masa pemerintahan sebelumnya.

Yaitu, kemiskinan dan akses pekerjaan pada rakyat kecil.

"Pekerjaaan rumah pemerintah saat ini yaitu, mengatasi kemiskinan dan membuka akses pekerjaan pada rakyat kecil. Kemudian mengatasi aksi terorisme. Teror itu mengesankan negara tidak aman. Saya kira itu merusak konsolidasi demokrasi," pungkas Adi.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Betapa Kejinya Ideologi Terorisme


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler