Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Inspektu Jenderal (Purn) Ansyaad Mbai di Jakarta Pusat, Senin (3/9). "Rencana besar ingin ledakan secara simultan, Solo, Poso, Jakarta. Di Jakarta kan lebih ketat pengamanan, di Solo yang mereka punya kesempatan. Kalau bisa memungkinkan, Jakarta dan Bali juga target mereka," ujar Ansyaad.
Menurut Ansyaad, kelompok Farhan bukanlah kelompok yang berdiri sendiri. Jaringan tersebut, kata dia, sangat luas dan masih berafiliasi dengan JAT maupun Jamaah Islamiyah (JI). Sekitar 50 anggota militan jaringan ini dilatih di Poso sejak Juni 2011 hingga Maret 2012. Sebagian, kata dia, dikirim ke jaringan Solo untuk membuat bom dan rekrut jaringan baru.
"Jangan polos melihat jaringan solo adalah jaringan yang berdiri sendiri. Jaringan ini sangat luas. Di Solo tergabung dalam tim Hisbah. Hisbah adalah JAT. JAT adalah JI baru. Pimpinannya tetap, yang melakukan tindak terorisme, tetap itu-itu juga," paparnya.
Seperti diketahui, jaringan di Solo ini terungkap setelah Detasemen Khusus 88 Antiteror meringkus dan melumpuhkan pelaku teror terhadap polisi di Solo. Aksi pertama jaringan ini dilakukan pada 17 Agustus 2012. Mereka menembak pos pengamanan jalur mudik yang dijaga polisi.
Belum usai diselidiki, aksi teror lainnya dilakukan kelompok tersebut dengan melemparkan granat ke pos polisi. Tak ada korban jiwa dari aksi itu.
Aksi terakhir tak tanggung-tanggung, ketika pada 30 Agustus lalu Farhan cs menembak polisi yang berjaga di pos polisi Singosaren. Bripka Data, penjaga pos pengamanan tewas dengan empat tembakan dari jarak dekat.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak SBY Keluarkan Izin Pemeriksaan Kada
Redaktur : Tim Redaksi