Kelompok Tani Ini Mampu Produksi Kompos Hingga 1.000 Ton

Senin, 11 Desember 2017 – 14:42 WIB
Kelompok Tani Mekar Jaya memanfaatkan limbah terpadu yang dijadikan pupuk kompos. Foto: ist for JPNN.com

jpnn.com, TANJUNG JABUNG BARAT - Keuletan dan kerja keras Kelompok Tani Mekar Jaya di Desa Dataran Kempas, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, membuahkan hasil yang memuaskan.

Mereka bisa memproduksi pupuk kompos dari kotoran sapi dan limbah sawit dengan kapasitas produksi mencapai 1.000 ton.

BACA JUGA: Kampung Kreatif, Sulap Popok Jadi Kompos

Menurut Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Supari, konsep pemanfaatan limbah terpadu yang dijadikan pupuk organik ini untuk menghadapi peremajaan kelapa sawit agar petani tidak kehilangan pendapatan sementara.

Kelompok tani yang berada di sekitaran konsesi unit forestry APP Sinar Mas, PT Wira Karya Sakti (WKS) itu mengandalkan komoditas perkebunan kelapa sawit dan beternak sapi.

"Pupuk kompos hasil produksi kelompok petani di desa ini disuplai untuk memenuhi kebutuhan ke WKS, sehingga untuk pemasaran sudah tidak sulit," kata Supari.

"Rata-rata usia tanam kelapa sawit di desa ini sudah mencapai 22 tahun dan mulai memasuki proses peremajaan, sehingga dengan adanya pengembangan pupuk kompos ini nantinya dapat menjadi hasil sumber pendapatan alternatif," tambahnya.

Pupuk kompos yang dihasilkan kelompok tani tersebut, bahan bakunya bersumber dari limbah pelepah kelapa sawit dan kotoran sapi dan berbagai bahan lainnya, yang kemudian melalui proses fermentasi.

Kelompok Tani Mekar Jaya ini beranggotakan 30 orang petani yang menerima manfaat langsung dengan nilai bantuan untuk pengembangan pupuk kompos sebesar Rp150 juta.

Saat ini kelompok tani tersebut telah memproduksi pupuk dengan kapasitas 1.000 ton per bulan atau dengan estimasi pemasukan hasil sebesar Rp1 miliar.

Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan, konsep DMPA adalah pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan upaya pelestarian lingkungan sekitar.

APP menyiapkan dana bergulir hingga USD 10 juta untuk pembentukan 500 Desa Makmur Peduli Api (DMPA) sampai 2020 di sekitar dan dalam konsesi perusahaan di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Masyarakat desa yang bermukim di sekitar konsesi itu diarahkan bercocok tanam hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual.

"APP memfasilitasi dari hulu dan ke hilirnya, mulai penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk," terangnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler