Keluar dari Pekerjaan, Mulai Lagi dari Nol

Rabu, 08 Mei 2013 – 12:31 WIB
Lita Mucharom. Foto: Jawa Pos/JPNN
Tidak banyak pengusaha yang mau peduli terhadap usaha kecil menengah (UKM). Lita Mucharom satu di antara segelintir pengusaha yang peduli itu. Dia rela menyisihkan waktu untuk membantu para pengusaha UKM agar tumbuh dan sukses. Lita pun tenar sebagai pakar SDM UKM.

 
SEKARING RATRI A, JAKARTA
========================
==


BAGI Lita Mucharom, UKM lebih dari sekadar usaha kecil yang berorientasi pada untung dan rugi. UKM bisa menjadi perusahaan besar bila sumber daya manusia (SDM)-nya berkualitas. "UKM bisa besar jika pengelolaan SDM-nya tepat. Sayangnya, masih sedikit yang menyadari hal itu," jelas Lita saat ditemui di kantornya, PT Estetika Selaras, di kawasan Buncit Raya, Jakarta, pekan lalu.
 
Berangkat dari pengalamannya sukses membangun kembali UKM yang nyaris bangkrut pada 2006, perempuan 43 tahun tersebut kemudian tergerak untuk membantu pengusaha UKM guna mengembangkan usahanya. "Saya mulainya juga seperti mereka dari nol untuk membangun bisnis UKM yang nyaris bangkrut," ujarnya.
 
Untuk itu Lita sampai rela keluar dari pekerjaan meski tengah berada di puncak karir. Lita yakin sebuah usaha kecil bisa berkembang menjadi besar jika SDM-nya dapat menjadi mesin utama penggerak bisnis. Paling tidak, dia telah membuktikannya. Dalam tiga tahun, UKM miliknya berhasil bertransformasi menjadi perusahaan bernama PT Estetika Selaras. Dari usahanya itu dia mampu menggandakan pendapatan perusahaannya hingga 3.000 persen hanya dalam waktu tiga tahun.
 
PT Estetika Selaras kini mempunyai sekitar 600 karyawan. Perusahaan tersebut memiliki perwakilan di beberapa daerah seperti Jambi, Cepu (Jateng), Pengalengan (Jabar), Balikpapan, Bali, Surabaya, dan Sorong (Papua Barat). Berkat keberhasilannya itu, Lita meraih berbagai penghargaan. Di antaranya, dia menjadi finalis Ernst and Young Entrepreneurial Winning Women 2010, menerima penghargaan sebagai Asia Pacific The Most Promising Entrepreneur 2011, menerima Anugerah Perempuan Indonesia Award 2012, dan menjadi nomine untuk ASEAN Business Award 2012.
 
"Dari keberhasilan itu, saya lalu tergerak untuk berbagi ilmu kepada para pemilik UKM, khususnya terkait dengan pengelolaan SDM yang tepat. Sebab, UKM berpeluang jadi perusahaan berskala besar bila SDM-nya dikelola dengan baik. Sayang kalau UKM tidak berkembang karena hanya memikirkan untung rugi," tutur perempuan berjilbab tersebut.
 
Karena itu, sekitar akhir 2010, Lita mulai memberikan tutorial online terkait dengan pengelolaan SDM untuk UKM melalui dunia maya. Pemilik nama asli Trialiati Gunamertha tersebut memanfaatkan media sosial Twitter. Dengan akun @litamucharom, dia membagi ilmu SDM untuk UKM dengan hashtag #SDM4UKM dan #SDMquiz. Dengan metode kultwit, dia men-share pengetahuan seputar pengelolaan SDM secara berseri dengan tema yang berbeda-beda setiap hari.
 
Respons yang didapatkan ternyata luar biasa. Banyak pengusaha UKM yang akhirnya "berguru" kepada Lita melalui Twitter. Dalam sekejap follower Lita mencapai ribuan. Bahkan kini sudah sampai 16 ribu follower. Lita pun dengan sabar menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya, baik lewat Twitter maupun e-mail. Namun, lama-kelamaan para follower Lita tidak puas jika hanya berinteraksi lewat dunia maya. Mereka ingin bertatap muka langsung dengan sang pakar SDM UKM.
 
"Awalnya mereka hanya mampir ke kantor. Mengajak ngobrol soal SDM untuk UKM. Tapi, lama-lama yang mampir makin banyak. Bahkan, ada yang datang ke rumah. Saya jadi nggak bisa konsentrasi dengan pekerjaan. Akhirnya terpikir untuk membuat ajang sharing rutin supaya bisa mengakomodasi semua pengusaha UKM yang mau berdiskusi dengan saya," ungkap ibu tiga anak itu.
 
Dari sana lalu terbentuklah grup mentoring gratis bersama Lita yang dinamakan Sharing Santai Sore atau disingkat S3. Di samping berbagi ilmu, Lita menyediakan tempat serta konsumsi untuk acara S3. Grup mentoring ini kali pertama diadakan pada Oktober 2011. "Saya sediakan tempat dan makanan seadanya. Alhamdulillah, mereka nggak keberatan dengan kondisi seadanya itu."
 
Grup mentoring perdana tersebut berlangsung sukses. Puluhan pengusaha UKM antusias mengikuti forum itu. Lita makin bersemangat mengembangkan forum S3. Tidak sekadar memberikan materi, istri Eri Sudarji Laksmono tersebut juga membuatkan kurikulum forum mentoring bisnis itu. "Ya, kurikulum seperti cara membuat visi dan misi usaha, membuat target jangka panjang, analisis pasar, sampai strategi," jelas Lita.
 
Untuk pengusaha UKM yang tidak datang, Lita memberikan live tweet terkait dengan materi yang diajarkan lewat akun Twitter @infoS3. "Jadi, yang nggak datang pun tetap bisa memantau, apa aja yang di-share dalam pertemuan S3," tambahnya.
 
Agar lebih bervariasi, Lita kerap mengundang pengusaha sukses untuk ikut berbagi secara cuma-cuma di forum S3. Antara lain Yanti Isa (president director PT MagFood Inovasi Pangan), Laila Asri (CEO dan founder Porvous International), Nilam Sari (owner Baba Rafi Enterprise), Ali Akbar (pakar SEO), Aisha Maharani (Halal Corner), hingga Hengky Eko (pemilik Bakso Malang Kota). Tak lupa, Lita sesekali mendatangkan para pakar strategi pemasaran, strategi perizinan, sampai pakar media sosial. "Karena saya nggak ahli di bidang-bidang itu, jadi harus ngundang yang memang ahlinya. Kadang juga ada celeb twit yang kami undang," kata Lita.
 
Selain teori, Lita tak lupa memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta forum S3. PR tersebut bisa terkait dengan materi. Misalnya, peserta diharuskan membuat target jangka panjang hingga jangka pendek tentang usahanya. "Pada pertemuan berikutnya mereka harus presentasi di depan forum. Presentasi tersebut biasanya dijadikan ajang promosi produk masing-masing," ungkap alumnus Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang tersebut.
 
Karena itu, kata Lita, pada setiap forum S3, peserta selalu membawa contoh produk, kartu nama, hingga brosur. Forum S3 juga membuka peluang kerja sama antar peserta. Lita juga membantu membukakan pasar dan memperluas jaringan kerja para peserta. "Alhamdulillah, banyak UKM yang akhirnya bisa maju dan berkembang usahanya," jelas perempuan yang akrab dipanggil Bunda oleh peserta forum S3 itu.
 
Yang menarik, dalam setiap pertemuan S3 selalu ada door prize dan konsumsi tambahan dari para peserta. Door prize berasal dari produk peserta yang diberikan secara cuma-cuma kepada peserta lain.  "Misalnya, yang usahanya clothing, dia bawa beberapa produk untuk dijadikan door prize. Yang usaha makanan bawa contoh makanan. Akhirnya konsumsi forum selalu melimpah," urainya lantas terbahak.
 
Forum S3 memang membuat para pengusaha UKM makin akrab. Peserta jadi betah berlama-lama di kediaman Lita. Forum sebenarnya hanya berlangsung empat jam (pukul 14.00"18.00), tapi sering molor sampai pukul 21.00. "Saya sih nggak masalah. Karena memang hari itu saya sediakan buat acara S3," katanya.
 
Forum S3 makin berkembang. Pesertanya mulai berdatangan dari luar kota. Tidak jarang Lita menggelar acara S3 di luar kota. Misalnya di Jogjakarta, Lombok, Medan, Pontianak, dan Surabaya. Kini setidaknya ada seratus UKM binaan Lita yang rutin mengikuti forum S3. "Sampai ada beberapa perusahaan besar, seperti Indosat, yang menyediakan tempatnya untuk acara S3," ungkap Lita.
 
Di samping memberdayakan S3, Lita berbagi ilmu lewat website SDM4UKM. Dari website itu para pengusaha bisa mengunduh lebih dari 30 artikel menarik seputar bisnis dan pengelolaan SDM.

"Ke depan saya mendambakan UKM-UKM di Indonesia maju. Saya akan bangga bila melihat banyak pengusaha UKM yang sukses. Saya percaya, the more you give, the more you get," tandas Lita. (*/c9/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maherda Ekananda, dari Sopir Taksi Menjadi Pilot

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler