Keluarga Apriyani Ingin Temui Keluarga Korban

Rabu, 25 Januari 2012 – 08:42 WIB

PIHAK-pihak tidak bertanggung jawab mulai bermunculan paska ditetapkannya Apriyani Susanti sebagai tersangka dalam kecelakaan maut di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat (22/1). Beberapa orang mulai menawarkan jasa instan agar perempuan berusia 29 tahun itu bisa lolos hukum. Bayarannya, uang dalam jumlah berlimpah.

Tawaran itu masuk dalam sebuah sambungan telepon ke rumah Apriyani yang berada di Jalan Ganggeng Raya 148, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sadar bahwa peristiwa maut yang menewaskan sembilan orang itu rawan untuk disalahgunakan, warga memilih untuk berjaga di depan rumah Apriyani.

Salah seorang warga yang akrab dipanggil Aco mengatakan, dirinya bersama tiga warga lain sengaja duduk di depan rumah Apriyani. Kebetulan, rumah mereka berada tepat di depan rumah milik perempuan yang bekerja di sebuah production house (PH) perfilman itu. "Sudah ada yang meminta uang lewat telepon. Kami khawatir ada yang aneh-aneh lagi," ujarnya.

Pemilik nama asli Winson itu menambahkan, penjagaan yang dimaksud juga tidak seseram yang dibayangkan. Beberapa warga duduk-duduk sambil memfalitasi wartawan yang ingin mendapatkan informasi dari empunya rumah. Warga diminta untuk menolak wartawan yang ingin bertatap muka dengan keluarga.

"Bukannya apa-apa. Keluarga bilang baru mau ketemu besok (hari ini, red)," imbuhnya. Saat ini, Yurnelly (ibu Apriyani), menurut Aco, belum siap bertemu banyak orang. Kondisi psikologis perempuan 51 tahun itu disebutnya masih labil dan gampang pingsan. "Kalau mau dapat info lebih banyak, ke Pak RT saja," terangnya.

Meski sedang "berjaga", dia mengaku apa yang dilakukan warga tidak lebih dari solidaritas saja. Musibah tersebut bagi warga sekitar memang terasa sangat berat bagi keluarga Apriyani. Apalagi, sudah tidak ada lagi sosok bapak dirumah itu. Ayah Apriani meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu.

Itulah mengapa, Aco mengatakan kalau beban yang ditanggung Yurnelly saat ini sangat berat. Dia harus bisa bertahan tanpa dampingan suami. Ditemui terpisah, Bawuk, ketua RT 0011 RW 07, tempat keluarga Apriyani tinggal, membenarkan keterangan warganya. "Masih suka pingsan kalau ingat anaknya," katanya.

Warga yang nongkrong di depan rumah Apriyani juga diakui tidak ada masalah. Malah, ada untungnya untuk "menemani" keluarga yang masih shock. Apalagi, permohonan keluarga agar ada polisi yang berjaga di rumah dua lantai itu tidak dikabulkan.

Dalam pertemuannya dengan Yurnelly kemarin pagi, muncul keinginan keluarga untuk bisa bertemu muka dengan keluarga korban. Tidak hanya itu, keluarga juga berniat memberikan keterangan resmi kepada wartawan hari ini. "Intinya, tentang permohonan maaf. Tapi, itu kalau Yurnelly sudah sehat betul," tandasnya.

Mengenai niat untuk bertemu keluarga korban, Bawuk mengatakan, hal itu masih dicari waktu yang tepat. Maklum, dia khawatir kalau asal mendatangi korban malah memicu kerusuhan. Untuk itu, dipertimbangkan juga bertemu di tempat netral atau difasilitasi polisi. Sebab, saat ini keluarga korban masih terlihat emosional terhadap Apriyani. (dim/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wamen ESDM Idealnya Dua Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler