Keluarga dan Masyarakat Ruang Belajar Finansial Terdekat Bagi Siswa

Selasa, 22 Oktober 2024 – 09:23 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Dr. Iwan Syahril, Ph.D, dalam webinar "Bergerak Bersama untuk Pendidikan Literasi Finansial dalam Kurikulum Merdeka", dipantau Senin (21/10). Foto tangkapan layar YouTube Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah daerah dinilai dapat memulai inisiatif untuk membantu mengimplementasikan pendidikan literasi finansial bagi anak-anak didik sejak dini berdasarkan tantangan nyata yang ada di daerah.

Hal ini karena penerapan literasi finansial membutuhkan kerja sama atau gotong royong semua pihak yang terkait.

BACA JUGA: Literasi Finansial Dorong Pertumbuhan UMKM

"Pemda dapat berangkat dari tantangan nyata yang ada di tingkat lokal, dan kemudian memberikan pendampingan bagi institusi pendidikan untuk mengimplementasikan literasi finansial dengan menggunakan panduan yang telah disusun oleh Kemendikbudristek," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Dr. Iwan Syahril, Ph.D, dalam webinar "Bergerak Bersama untuk Pendidikan Literasi Finansial dalam Kurikulum Merdeka", dipantau Senin (21/10).

Pendidikan literasi finansial perlu diterapkan sedini mungkin agar dapat membekali generasi masa depan dengan pengetahuan, keterampilan termasuk sikap yang diperlukan dalam pengelolaan finansial. Hal ini akan menciptakan generasi yang bijak dalam mengelola keuangan demi masa depannya.

BACA JUGA: Kurikulum Merdeka Mengajak Orang Tua Lebih Dekat dengan Anak

"Dengan adanya panduan pendidikan finansial tentunya akan memudahkan setiap satuan pendidikan, tentang apa, mengapa dan bagaimana cara membantu murid menjadi generasi yang cerdas finansial, dan dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan ekonomi di masa depan," ujarnya.

Untuk membangun kecakapan literasi finansial tidak bisa dilakukan oleh pemerintah pusat dan guru saja. Melainkan dibutuhkan gotong royong semua pihak agar para siswa sejak awal telah mendapatkan sumber pengetahuan finansial sebaik mungkin.

BACA JUGA: Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan

"Keluarga dan masyarakat adalah ruang belajar yang sangat dekat, malah yang terdekat bagi anak-anak untuk mengenal finansial, jadi mari bersama-sama memberi ruang belajar terbaik bagi anak-anak kita," ucapnya.

Data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2023 menunjukkan skor literasi finansial Indonesia (57) masih berada di bawah rata-rata dunia (60). 

Survei OJK tahun 2022 pun menunjukkan rata-rata tingkat literasi finansial di masyarakat Indonesia saat ini hanya mencapai 49,68%. Data ini makin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat Indonesia tentang cara mengelola keuangan masih perlu ditingkatkan.

"Pendidikan literasi finansial merupakan satu dari tiga isu prioritas yang diangkat dalam Kurikulum Merdeka, selain isu pendidikan perubahan iklim dan pendidikan kesehatan," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, di kesempatan sama.

Literasi finansial yang termasuk dalam Kurikulum Merdeka amat penting diterapkan bagi anak didik sejak usia dini. Hal itu akan membuat para siswa memahami cara mengelola uang dengan baik, menghindari kesalahan, dan mengembangkan kebiasaan sehat menggunakan uangnya di masa depan.

"Kalau kita ingin anak-anak nantinya merdeka secara finansial maka mau tidak mau harus memahami tentang literasi finansial sebagai bekalnya," ujarnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler