"Iya (turun temurun). Nenek buyutku punya usaha batik. Nenekku juga ikut, ibuku enggak dia hanya koleksi dan diwarisi. Karena enggak banyak waktu membatik karena kawin ama tentara," kata Deasy Novianti di Kafe Batik, Pasaraya Blok M, Rabu (26/9).
Selain menjadi keluarga penyayang batik, keluarga Deasy Novianti juga banyak yang berbisnis kain tradisional Indonesia tersebut. "Bude-budeku pengusaha batik. Tanteku udah ekspor juga," jelasnya.
Sampai sekarang setiap Deasy ke luar negeri, dirinya tidak lupa membawa batik dari luar negeri. Koleksinya pun selain dibeli juga ada dari pemberian keluarganya.
"Tapi aku merugikan mereka karena ambil batik enggak pernah bayar. Tahunya kalau sutra mahal, batik tulis bikinnya lama. Tapi minta, enggak tahu soal harga," ungkap ibu satu anak ini.
Koleksi batik Deasy pun cukup beragam. Selain dijadikan pakaian, kain batik Deasy juga dimanfaatkan untuk hal-hal yang lain.
"Ada sprei, bed cover, taplak meja. Kain beberap ada, tapi lebih banyak yang dijadiin baju. Kepala saya kecil kalau pakai kain ntar kebanting. Jadi mesti saya pakenya mini-mini," sebut Deasy. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saan Beri Klarifikasi soal Tudingan Nazaruddin
Redaktur : Tim Redaksi