Keluarga Istri Masih Percaya Mistis, Suami Takut Kemaluannya Patah

Selasa, 17 Mei 2016 – 08:49 WIB
Ilustrasi. GILANG/RADAR SURABAYA

jpnn.com - TRADISI di Suku Tidung, Kalimantan Timur membuat Donwori, 30, pusing. Pasalnya, setelah menikah, dia dan istrinya, Karin, 28, dilarang masuk ke kamar mandi selama tiga hari tiga malam. Tak betah menahan hari yang keempat, Donwori lebih memilih pulang ke Surabaya.  

Bahkan, saking marahnya, Donwori sempat menalak cerai Karin dua minggu pascapulang dari Tarakan. Di Surabaya, dia meminta bantuan pengacara mengajukan talak cerai ke Karin. 

BACA JUGA: HEBOH! Mayat Pria di Kebun Ternyata...

Ia sempat menghubungi pengacara untuk bantuan perceraiannya. Untungnya, tiba-tiba Donwori kembali lagi ke pengacara itu untuk membatalkan talak cerainya. 

“Ya saya masih cinta istri,” kata Donwori ketika menemui pengacaranya di depan kantor Pengadilan Agama, Klas 1A Surabaya, Senin (16/5). 

BACA JUGA: Ini Dia Perkembangan Terbaru soal CPNS

Sebagai pengusaha muda, Donwori harus berpikir berkali-kali untuk  menalak cerai Karin. Selain cantik dan putih, Donwori takut dengan keluarga Karin yang masih percaya dengan hal mistis. 

“Takut kena guna-guna. Kepercayaan di sana masih kuat. Takut saja nanti sebagian burung saja patah,” kata Donwori. Maka sebelum itu terjadi, Donwori yang sudah meminta pengacara membatalkan talaknya akan kembali ke Kalimantan untuk bertemu dan meminta maaf kepada sang istri dan keluarga. 

BACA JUGA: Warga Surabaya masih Nunggak Rp 33 Miliar Lho..

Donwori sadar keputusannya itu bakal menjadikannya susah. Hal itu karena alasan sepele. Donwori sempat kesal karena keluarganya sempat melarang dia dan istrinya ke kamar mandi pasca menikah. “Wis tidak kuat. Akhirnya, aku ke belakang buat BAB (buang air besar, Red),” kata Donwori. 

Kepercayaan di suku tersebut yaitu pasca menikah kedua mempelai tidak boleh ke kamar mandi. Konon, itu harus dilakukan supaya rumah tangganya bahagia utuh dan sejahtera. 

Akan tetapi, lanjut Donwori, jika dinalar maka alasannya cukup bagus. Kedua mempelai diharap tetap berhubungan mesra dan menikmati making love-nya tanpa boleh ke mana pun. Bahkan, ke kamar mandi pun dilarang. Logika lainnya bahwa suami istri bisa tetap menikmati percintannya tanpa membasuhnya ke kamar mandi. 

“Tapi ya tidak enaklah tidak bisa mandi atau buang air besar. Yang ada mules dan akhirnya nekat ke belakang rumah,” jelas dia. Apesnya, ketika ke belakang rumah,ada warga yang sedang patrol. Karena mengendap-endap, Donwori sempat akan digebuki karena dituding maling. 

“Kondisi celana mlorot lagi. Untung saya langsung minta maaf dan mengatakan alasan kalau BAB di belakang rumah,” jelas dia. 

Pasca kejadian itu, Donwori jadi bahan tertawa para tetangga. Beberapa tetangga menjadikan itu bahan gosip di pasar. “Malu banget aku. Ini akhirnya pulang ke Surabaya,” kata dia. 

Mulanya, warga Gubeng itu sangat ingin berpisah karena malu dengan tetangga dan keluarga atas aksinya BAB di belakang rumah. Namun, dia mulai sadar bahwa karena hal itu memang tradisi dan tidak bisa lagi ditinggalkan. 

“Orang tua saya mengingatkan, itu sudah risiko saya. Menikah dengan anaknya berarti menikah dengan keluarga dan tradisinya,” pungkas dia. (umi hany/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Usulan Nama Tanjung Selor Jika Jadi DOB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler