jpnn.com - JAKARTA – Sampai jelang akhir hayatnya, Adnan Buyung Nasution tak kehilangan semangat berdiskusi tentang penegakan hukum dan hak asasi manusia. Akibatnya, keluarga terpaksa melarang para aktivis maupun juniornya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk membesuk di Rumah Sakit Pondok Indah.
Hal ini diungkapkan aktivis emansipasi wanita yang juga advokat Nursyahbani Katjasungkana. Dia mengaku sempat datang ke rumah sakit untuk membesuk Adnan kemarin, Selasa (22/9).
BACA JUGA: Ruki: Selamat Jalan Guruku, Selamat Jalan Abangku
Dia mengaku sempat datang bersama sejumlah rekannya. Di antaranya ialah pengurus LBH dari berbagai wilayah. Namun, pihak keluarga melarang mereka bertemu langsung dengan sang senior.
"Kemarin saya besuk, tapi tak bisa jumpa karena alat bantu pernapasan baru dicopot. Keluarganya takut kalau jumpa anak-anak LBH terlalu bersemangat, makanya dilarang ketemu," kata Nursyahbani, Rabu (23/9).
BACA JUGA: Usai Sholad Id, Bang Buyung Dimakamkan di Tanah Kusir
Bekas pengurus LBH Jakarta ini menganggap sosok Adnan sebagai kakak sekaligus guru. Menurutnya, hal yang sama juga dirasakan banyak praktisi hukum lainnya di Indonesia.
Nursjahbani pun percaya jasa dan karakter Adnan akan selalu dikenang serta menginspirasi. Terutama keberpihakan pria berambut putih itu kepada kaum yang lemah.
BACA JUGA: Perhatian untuk Pengusaha, Ini Inti Surat Menko Rizal yang dikirim ke Menteri Jonan
"Legacynya berupa pendirian LBH untuk orang miskin, mengispirasi banyak orang untuk mengambil jalan membela si miskin dan akan tetap dikenang sepanjang jaman," ujar Nursyahbani. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski Senior, Bang Buyung Mau Terima Masukan Dari Junior
Redaktur : Tim Redaksi