jpnn.com - BANYUMAS - Tokoh masyarakat Banyumas, Jawa Tengah, Asringun Marthawirya mengaku tak terima dengan pernyataan Prabowo Subianto soal pisuhan ndasmu merupakan hal yang biasa diucapkan warga di daerahnya.
Asringun mengkritik Prabowo dan menyebut ucapan ndasmu di Banyumas adalah bahasa pangon atau penggembala.
BACA JUGA: Prabowo Sebut Ndasmu Etik, Jubir AMIN: Kurang Bijak
“Orang yang menggembala wedus, kambing, itu. Itu pun ada tingkatannya," ujar Asringun yang berasal dari kerabat Marthawirya, salah satu keluarga yang terpandang di suku adat Bonokeling.
Menurut Asringin, ada tingkatan dalam umpatan di Banyumas. Dia menyebut ndasmu masuk kategori sangat kasar.
BACA JUGA: Prabowo Bilang Ndasmu Etik, Berjoget, Mencibir, Ini Analisis Pakar Komunikasi, Duh
"Biasanya, bilang dengkulmu angop (dengkulnya menguap, red). Yang kedua ada lagi, gundulmu. Yang ketiga, ndasmu itu, sangat kasar,” imbuhnya.
Asringun menegaskan ndasmu hanya diucapkan pada tataran orang-orang yang sebaya atau seumuran. Itu pun hanya dipakai di kalangan orang pangon.
BACA JUGA: Prabowo Mengumpat Ndasmu Berkali-kali, Ada Masalah dengan Watak Asli?
"Kalau ada ribut-ribut bahwa bahasa ndasmu itu bahasanya orang Banyumas, kesehariannya keluarga di Banyumas, sebetulnya itu sangat menyakitkan. Kami tersinggung, benar,” ujar Asringun.
Dia meyakini seorang bapak atau ibu dalam internal keluarga orang Banyumas pun tidak akan mengatakan kata ndasmu terhadap anaknya.
"Orang Banyumas memang blakasuta, tetapi mereka juga tahu tata krama, tahu unggah-ungguh, dan pasti pakewuh banget kalau bilang ndasmu,” kata Asringun.
Selain itu, ndasmu hanya diucapkan oleh orang yang sudah jengkel luar biasa. Oleh karena itu, Asrinun menyebut ndasmu bukan ucapan keseharian di Banyumas.
“Kemarahan yang sangat luar biasa. Itu baru terucap. Saya yakin warga Banyumas dalam hal ini sepakat, bahwa ndasmu bukan bahasa keseharian orang-orang Banyumas. Sekali lagi, saya sangat tersinggung kalau ndasmu itu dikatakan bahasa keseharian keluarga di Banyumas,” katanya. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan