jpnn.com - JAKARTA - Tewasnya Koordinator Pengawas Sumber Daya KKP di Benjina, Yosep Sairlela, pada Sabtu (18/4) lalu, tak hanya mengagetkan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun juga menghebohkan warga di Tual, Maluku.
Mereka menduga Yosep meninggal karena dibunuh agar menghilangkan bukti praktik perbudakan di Benjina yang dilakukan PT PT Pusaka Bejina Resource (PBR).
BACA JUGA: Buka Konferensi Parlemen Asia Afrika, Jokowi Puja-Puji DPR RI
"Di Tual beritanya sudah luar biasa, yang intinya pihak keluarga menduganya persepsi lain, bahwa Yosep meninggal karena dibunuh," ujar Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Asep Burhanudin di kantornya, Jakarta, Kamis (23/4).
Karena belum ada bukti kuat, Asep mengimbau agar semua pihak tidak berspekulasi terlampau jauh mengenai penyebab tewasnya Yosep, sampai keluarnya hasil visum yang dilakukan RSCM Jakarta.
BACA JUGA: KMP Bulat Dukung Perppu KPK
Kalaupun benar ada indikasi sengaja Yosep tewas dibunuh, kata Asep, KKP akan memberikan kewenangan tersebut kepada pihak Kkepolisian.
"Berita ini banyak yang menafsirkan lain-lain, yang dampaknya luar biasa. Saya mengimbau tolong statement ditahan, karena akan beri dampak enggak bagus. Kami sepakat hasil sementara, (Yosep) meninggal karena serangan jantung. Apabila ada hasil lain, biar lembaga yang berwajib menyampaikan dua minggu ke depan, tunggu hasil autopsi," tutur Asep. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Setahun Jadi Tersangka, Hadi Poernomo Akhirnya Diperiksa KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Novanto: Tuntaskan Utang Sejarah dengan Memerdekakan Palestina
Redaktur : Tim Redaksi