Keluarga Pahlawan Nasional Terima Uang Kesehatan Setiap Bulan

Jumat, 07 November 2014 – 17:31 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ahli Waris Almarhum Letjen Djamin Ginting pada acara pemberian anugerah Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11). Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada Almarhum Letjen Djamin Ginting, Almarhum Sukarni Kartodiwirjo, Almarhum KH Abdul Wahab Hasbullah dan Almarhum Mayjen TKR HR Mohamad Mangoendiprojo. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh yang berjasa bagi nusa dan bangsa di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (7/11). 

Menurut Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa keempat nama itu merupakan hasil penyaringan oleh Dewan Gelar Pahlawan dari 12 tokoh berdasarkan sejumlah indikator.

BACA JUGA: Pasca Sidak, Menaker Kumpulkan Asosiasi Pengirim TKI

"Empat tokoh ini melewati proses penjaringan. Saya lanjutkan sampai Menkopolhukam untuk penetapan," ujar Khofifah di kompleks Istana Negara.

Menurut Khofifah, mekanisme penganugerahan gelar pahlawan keempat orang tersebut melalui rapat pleno gelar pahlawan nasional, sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009.

BACA JUGA: Kabareskrim Anggap Penembakan untuk Memberi Kesan ke Amien

Berikut keempat tokoh tersebut:

1. Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting kelahiran Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara, pada 12 Januari 1921. Ia meninggal di Ottawa, Kanada, 23 Oktober 1974, pada usia 53 tahun. Djamin adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo.

BACA JUGA: Sekalian Kosongkan Saja Kolom Jenis Kelamin di KTP

2. Sukarni Kartodiwirjo yang lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916. Sukarni meninggal di Jakarta, 7 Mei, pada usia 54 tahun. Sukarni adalah tokoh pejuang kemerdekaan yang membentuk Comite Van Aksi (semacam panitia gerak cepat) pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia.

3. HR Mohammad Mangoendiprojo kelahiran Sragen , Jawa Tengah 5 Januari 1905. Dia memimpin pergerakannya di wilayah Sidoarjo dan Surabaya dengan basis perjuangan di Buduran sehingga dibuatkan monumen di Buduran Sidoarjo.

4. KH Abdul Wahab Hasbullah kelahiran  Jombang, 31 Maret 1888,  pejuang  pertempuran 10 November di Surabaya. Dia salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), perintis Harian Umum  Soeara Nahdlatul Oelama atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun.

Menurut Khofifah, keluarga para pahlawan selain mendapat tanda kehormatan juga memperoleh biaya kesehatan tiap bulan. Khofifah dalam hal ini enggan menyebut biaya yang diberikan tersebut.

"Untuk keluarga ada tanda penghormatan tiap bulan ada uang kesehatan," tandas Khofifah. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Gencar Bahas Pemborosan Akibat Subsidi BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler