jpnn.com - Keluarga Dr Ir Sutawi MP ini benar-benar kompak dalam urusan menulis. Selain sang kepala keluarga yang langganan juara menulis, Daroe Iswatiningsih, istrinya, dan putrinya, Eka Putri Perwita Suci, menyabet prestasi serupa.
Bambang Tri W, Malang
BACA JUGA: Tri Mawarti, TKI Hongkong yang Terkena Flu Burung dan Diisukan Meninggal
SEBAGAI sesama dosen, pasangan suami-istri yang tinggal di Jl Kanjuruhan IV, Kelurahan Tlogomas, Lowokwaru, ini sering berdiskusi. Dari diskusi kecil itu, ide-ide segar biasanya selalu muncul dan langsung dituangkan ke dalam tulisan yang berbentuk artikel.
Dulu, artikel tersebut hanya disimpan Sutawi di laptop. Namun, pada 1990-an, dia mulai berani mengirimkannya ke sejumlah media massa. Tulisan itu ternyata banyak yang dimuat.
BACA JUGA: Kerja tanpa Manajer, Banyak Karya Terlahir dari Kamar
Lantas, hal tersebut memacu semangatnya. "Awalnya memang gratul-gratul. Kalau mau diseriusi dan ditekuni, bisa menjadi tulisan yang bagus," kata dosen Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah, Malang, itu.
Dengan mencari referensi dari buku serta media cetak, lulusan S1 Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta pada 1989 itu terus mengasah kemampuan menulisnya. Setiap ada waktu luang, dia selalu manfaatkannya untuk menuangkan ide.
BACA JUGA: Anggap Normal, Berbicara Tetap dengan Verbal
Pada 2006, Sutawi mengikuti lomba LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Keselamatan Transportasi Dephub yang informasinya didapat dari internet. Untuk kali pertama, dia menjadi juara pertama lomba menulis tingkat nasional itu.
"Awalnya coba-coba, eh akhirnya dapat juara kesatu. Saya coba lagi ikut LKTI studi Jepang dan meraih juara kedua pada tahun yang sama," kata lulusan S2 UGM jurusan ekonomi pertanian 1992 tersebut.
Berangkat dari keberhasilannya mendapat juara berturut-turut selama setahun itu, Sutawi pun kecanduan menulis. Selain itu, dia sering berdiskusi dengan Daroe yang merupakan seorang dosen. Lantaran sering berdiskusi, Daroe pun ketularan sang suami.
Dengan bermodal pengalaman menjadi dosen, Daroe tertantang untuk mengikuti berbagai lomba penulisan. Hasilnya, sejumlah kemenangan pun bisa diraih. Di antaranya, juara harapan II LKT Hari Pers Nasional 2006 dari PWI Pusat, juara I LKT Jurnalistik PAUD 2007 dari Kemendiknas, dan juara I LKT Pendidikan Keaksaraan 2009 dari Ditjen PNFI Kemendiknas. "Istri saya ikut ketularan karena saya ikut lomba dan mendapatkan hadiah," tutur Sutawi.
Darah kemampuan menulis suami-istri itu ternyata menetes ke putri pertamanya, Eka Putri Perwita Suci. Pada 2012, Eka menyandang juara III nasional lomba penulisan naskah buku pengayaan 2012 kategori Kumpulan Cerpen SMA yang diselenggarakan Kemendiknas. Setahun kemudian, dua gelar bergengsi disabet siswi kelas XII SMAN 1 Malang itu. Yakni juara pertama nasional Lomba Anugerah Jurnalistik dan Penulis Pemuda Pertanian yang diadakan Kementerian Pertanian.
Selain itu, Eka meraih juara III dalam Lomba Penulisan Naskah Buku Pengayaan di Kemendiknas. "Karena tidak puas, dia lalu ikut lomba lagi pada tahun yang sama dalam lomba Anugerah Jurnalistik dan Penulis Muda Pertanian 2013," papar Sutawi.
Hasilnya, Eka berhasil menembus juara I. Keberhasilan itu membuat Eka senang dan ingin mengembangkan kreativitasnya di bidang menulis. Kepuasannya merupakan kepuasan orang tuanya yang ikut membimbing mulai kecil hingga saat ini.
Keberhasilan Sutawi untuk membawa keluarganya meraih prestasi lomba tingkat nasional tidak terlepas dari perhatian yang dicurahkan kepada keluarga. Iklim demokrasi bisa dibangun di dalam rumah tangga. Dengan begitu, tidak ada jarak antara orang tua dan anak.
Semua masalah dapat dikomunikasikan dan didiskusikan dengan baik. Sebab, masalah-masalah di keluarga ketika didiskusikan pun bisa dijadikan bahan tulisan yang menarik. Dengan begitu, orang tua tahu apa yang dibutuhkan anak. Begitu juga sebaliknya. (*/c1/abm/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap Sinabung Meletus, Nini Biring Kepanasan
Redaktur : Tim Redaksi