Keluarga Terkejut, Kosuma Pamitan tak Bilang Mau ke Singapura

Rabu, 31 Desember 2014 – 09:14 WIB
Penumpang AirAsia QZ 8501 asal Tarakan, Kosuma Chandra Kho bersama keluarga besarnya. Istri Kosuma, Sherlly Ong (duduk, 2 dari kanan), Kosuma Chandra Kho (3, duduk dari kanan), dan anaknya Vera Chandra Kho (berdiri di belakang Kosuma). Foto:Istimewa

jpnn.com - TARAKAN – Kabar terbaru mengenai pesawat AirAsia QZ 8501 membuat keluarga Kosuma Chandra Kho gelisah. Apalagi dengan telah ditemukan sejumlah jenazah penumpang pesawat nahas tersebut.

“Kalau sudah ketemu puing-puing syukur. Kalau ketemu masih hidup syukur sekali, tapi kalau tidak ya kita bisa apa, mungkin ajal,” kata kakak Kosuma Chandra Kho, Hery Konan kepada Kaltara Pos (Grup JPNN.com).

BACA JUGA: Hujan Lebat, Ombak Besar, Proses Evakuasi Ditunda

Kosuma merupakan salah satu penumpang AirAsia QZ 8501. Warga Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) itu berangkat dari Surabaya ke Singapura bersama istrinya Sherlly Ong dan putrinya Vera Chandra Kho. Hery masih terus berharap dan berdoa kalau adiknya diberi mukjizat dan ditemukan dalam keadaan hidup.

“Kalau ada yang hidup mungkin mukjizat Tuhan sudah itu,” ucapnya seraya mengatakan akan berdoa di kelenteng usai menutup tokonya, sore kemarin (30/12).

BACA JUGA: Orang - Orang di Balik Penemuan Pesawat AirAsia QZ8501

Berdasarkan cerita yang dia dengar dari anaknya yang berada di Surabaya, Kosuma Chandra ternyata berencana kembali ke Tarakan 3 Januari mendatang. Dan sudah membeli tiket PP (pulang-pergi) Singapura-Surabaya.

“Enggak tahu tanggal berapa pastinya dia pulang dari Singapura, bisa jadi sebelum atau setelah tahun baru. Anakku dikasih tahu pamannya di sana,” ujar Linawati, istri Hery Konan.

BACA JUGA: Tim Evakuasi Dihadang Ombak Setinggi 3 Meter

Keberangkatan Kosuma Chandra ke Singapura terbilang mengejutkan beberapa anggota keluarga. Setahu Hery dan saudara-saudaranya yang lain, Kosuma hanya ke Surabaya untuk mendatangi anaknya sekaligus menemani liburan, yang memang menjadi rutinitasnya setiap akhir tahun.

“Sama kakaknya yang nomor 6 saja yang cewek, dia cuma bilang ke Surabaya, nggak ngomong kalau mau ke Singapura,” imbuhnya.

Dari cerita anaknya lagi, jadwal penerbangan Kosuma Chandra ke Singapura seharusnya pukul 09.00 WIB. Namun entah mengapa penerbangan tersebut dimajukan subuh.

“Kok mau ya cici naik penerbangan subuh ma. Padahal sampai Singapura kan siang juga. Pantas lah paman jam 3 pagi sudah ke bandara,” kata Lina menirukan perkataan anaknya siang kemarin via telepon seluler.

Kondisi kedua anak Kosuma Chandra yang tak ikut dalam penerbangan tersebut, hingga kini hanya bisa menunggu di bandara. Sesekali Vanie dan Michael menangis apabila melihat berita di televisi dan melihat kondisi di sekelilingnya yang juga berduka dan menangis histeris.

“Kata anakku Vanie sama Michael di bandara, cuma anakku baru aja pulang dari bandara. Si kecil berdua tuh ditemani tantenya katanya. Tapi anakku enggak kenal, kan anakku lama sudah di Surabaya,” ujar Lina lagi sambil mengatakan, Vanie saat ini juga bersekolah di Surabaya, sedangkan Michael baru masuk kelas 1 SMP.

Lina menambahkan, terakhir kali ia bertemu dengan Kosuma ketika masih berada di Tarakan adalah Minggu (21/12). Saat itu Kosuma tengah berada di Pasar Tenguyun membeli sesuatu di toko langganan.

Tiga hari kemudian ia mendengar kabar kalau Kosuma dan istrinya berangkat ke Surabaya.

“Kalau yang ditemukan cuma jasadnya, kami minta dikirim ke Tarakan. Di semayamkan di rumahnya di Toko Pelangi Mas. Karena saudaranya di sini semua, di Surabaya cuma keponakan semua,” tutupnya.(nn/ris/jpnn)
 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Tak Tahu Alasan Pesawat tanpa Emergency Manual


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler