jpnn.com - MALANG - Letusan Gunung Kelud pada Kamis malam pukul 22.50, Kamis (13/2) berdampak serius bagi warga Kabupaten Malang, Jawa Timur. Karena material gunung berupa batu, pasir dan debu tebal menerjang Kecamatan Ngantang, Kasembon, dan Pujon. Namun dari tiga kecamatan itu, Ngantang dan Kasembon yang paling parah. Karena jarak Ngantang dengan Gunung Kelud itu sekitar 8 kilometer saja.
Tercatat ada sekitar 17 ribu warga Ngantang dan Kasembon yang terpaksa harus mengungsi ke Pujon maupun ke Batu. Bahkan ada tiga warga Desa Pandansari, Ngantang yang dinyatakan meninggal dunia. Yakni Mbok Nya (60), Sahiri (70), dan Sanusi (80).
BACA JUGA: Wali Kota Sibuk Keluar Daerah, Kantor Jadi Arena Judi
Dari data yang dihimpun Jawa Pos Radar Malang di lapangan sejak pukul 04.00 dini hari kemarin, ada ratusan atap rumah yang jebol karena tak kuat menahan beban abu dan material gunung lain. Juga ada satu gedung milik Perum Jasa Tirta I yang ambruk. Jalan-jalan dipenuhi abu setebal sekitar 30 centimeter. Aliran listrik di tiga kecamatan sampai tadi malam juga mati total. Praktis, Ngantang, Kasembon, dan Pujon jadi kota mati.
Proses evakuasi warga saat terjadi erupsi tak begitu maksimal. Karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan terjadi letusan sehingga semua warga Ngantang dan Kasembon sedang berada di dalam rumah. Mereka baru kalang kabut setelah terjadi dentuman keras disertai pijaran api berkali-kali. Sebagian besar warga memilih melindungi diri dengan masuk kolong meja, tempat tidur maupun rumah yang atapnya terbuat dari beton. Tidak sedikit mereka juga bersembunyi di bawah masjid yang atapnya juga terbuat dari beton.
BACA JUGA: Elektabilitas Dahlan Iskan Tetap Tertinggi
Bagi warga yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat, mereka memilih keluar desa menuju di sejumlah titik evakuasi yang sudah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang. Di antaranya menuju posko Jasa Tirta di Selorejo dan sebagian ke Pujon dan ke Batu. Namun khusus warga yang berada di posko Selorejo langsung dipindah ke Pujon. Sebab posko di Selorejo ambruk yang mengakibatkan kepala Sutrah, 70, dan Sunariah, 44, warga Dusun Kutut Desa Pandansari Kecamatan Ngantang berdarah. Selain keduanya, ada empat lagi pengungsi yang mengalami cedera ringan di bagian kepala dan bahunya.
Tak semua warga Desa Pandansari, Ngantang, maupun warga Desa Bayem, Sukosari, dan Pondokagung, Kasembon yang berhasil dievakuasi. Sebab muntahan material gunung yang begitu deras membuat sebagian besar warga mencari tempat sendiri yang dianggap aman. Mereka tidak sampai ke posko yang disediakan tim BPBD. ”Jarak status siaga menjadi awas dengan gunung meletus sangat dekat. Sehingga masyarakat yang berada di titik dekat tidak sempat dievakuasi,” terang Bupati Malang Rendra Kresna saat ditemui di Posko Pujon. (bb/muf/abm)
BACA JUGA: Pengungsi Kelud Mulai Diserang Batuk, Flu, dan Demam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target 871 Pria Ikut Vasektomi
Redaktur : Tim Redaksi