Keluhkan Tingginya PPnBM Sedan

Senin, 23 Maret 2015 – 06:40 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta insentif kepada pemerintah. Alasannya, sampai sekarang sedan masih dikategorikan sebagai mobil mewah yang terkena Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sehingga harganya cenderung mahal.

"Ini cukup memberatkan calon pembeli, dan pasarnya tidak terlalu besar," ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiharto kemarin (22/3).

BACA JUGA: Awas, Ada Pembela Kepentingan Asing di Blok Mahakam

Berdasarkan data Gaikindo, total produksi sedan selama 2014 mencapai 39.658 unit atau tiga persen dari total produksi nasional. Sementara penjualan sedan sepanjang 2014 mencapai 21.614 unit dengan pangsa pasar 1,8 persen dari total nasional.

"Pesatnya peningkatan produksi sedan salah satunya dipacu oleh ekspor," sambungnya.

BACA JUGA: Rupiah Terdepresiasi, Jokowi Bujuk Tiongkok dan Jepang Genjot Investasi

Besaran PPnBM untuk mobil sedan berkisar antara 30 persen untuk kapasitas kecil hingga 125 persen untuk yang berkapasitas mesin besar. Gaikindo berharap pajak itu bisa dihilangkan atau dikurangi supaya produksi sedan bisa meningkat dan berkembang.

"PPnBM harus dipangkas supaya pasar naik dan Indonesia menjadi basis produksi sedan," tandasnya.

BACA JUGA: Duh! 3 Ribu Karyawan Pabrik Gula Kena PHK

Dengan pajak yang tinggi seperti sekarang, menurutnya, hal itu tidak mungkin. Terlebih pasar domestik cenderung fokus ke produksi MPV (multi purpose vehicle).

"Kita sudah jadi basis MPV, karena pasar domestik cenderung ke sana. Tapi permintaan dunia itu sedan. Makanya produksi sedan harus ditingkatkan, setidaknya untuk pasar ekspor," tukasnya.

Sementara itu Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rachmat Samulo menilai penghapusan PPnBM untuk mobil jenis sedan itu masih wacana sehingga perlu diusulkan secara konkret oleh Gaikindo.

"Pasar sedan kecil, tapi produksi dan penjualan Toyota paling besar baik untuk domestik maupun ekspor," sebutnya.

TAM bahkan memindahkan produksi sedan Vios dan Yaris dari Thailand ke Indonesia. Dengan begitu biaya produksi bisa ditekan dan harga makin kompetitif. Berbagai even kreatif juga digelar untuk memacu penjualan dan loyalitas konsumen.

"Seperti ajang kompetisi Yaris Show Off yang digelar sejak tahun 2007. Pesertanya terus membeludak," jelasnya. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LRT Rugikan Jasa Marga? Ini Kata Bos Adhi Karya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler