jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar kick-off literasi digital di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur,.
Kegiatan yang digelar 9 Mei secara hybrid ini diikuti 130 peserta dari guru SMK dan beberapa perangkat desa.
BACA JUGA: Calon PPPK Guru 2022 Mengundurkan Diri Terbanyak, 2021 Sedikit, Formasi Hangus?
Koordinator tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso mengatakan tujuan kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi kepada para guru agar berperan untuk meliterasi digital peserta didik, khususnya SMK di Kabupaten Blitar.
"Teknologi informasi yang terus berkembang, harus dibarengi dengan pemahaman kita secara bijak dalam penggunaannya," kata Bambang Tri Santoso dalam keterangannya dikutip Sabtu (13/5).
BACA JUGA: Kemendikbudristek Mendorong Pemda Mengajukan Formasi Guru PPPK 2023 Semaksimal Mungkin
Kemenkominfo lanjutnya, mendukung pembangunan dan masyarakat cakap digital melalui pembangunan infrastruktur internet berkecepatan tinggi. Bersamaan dengan itu, kegiatan literasi digital juga perlu dimasifkan agar seluruh lapisan masyarakat terdampingi dengan baik
"Berhati-hatilah di internet, apalagi sekarang sudah banyak teknologi AI (Artificial Intelligence) yang bisa memanipulasi sebuah informasi dan data dengan sangat mudah," ujar Bambang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar Izul Marom menjelaskan tentang pentingnya 4 pilar literasi digital dalam memerangi tantangan digital yang dihadapi, terutama etika digital dan keamanan digital.
Pemkab ingin meningkatkan capaian literasi digital dengan 4 pilar dan menjaga toleransi.
Selain itu, lanjutnya, meningkatkan kemampuan berpikir para guru dalam melawan disinformasi, menyiapkan talenta digital siswa SD, SMP, SMA/SMK melalui integrasi teknologi dalam metode pembelajaran dan pelatihan terstruktur.
"Tujuannya untuk membuat lingkungan belajar yang responsif terhadap teknologi," ujar Izul.
Sementara itu, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia Fajar Eri Dianto mengatakan tersedianya platform komunikasi yang memfasilitasi masyarakat untuk dapat bersosialisasi, mencari dan menyebarkan informasi, perlu menjadi perhatian bersama. Menciptakan keamanan digital dan kenyamanan berinteraksi, sangat diperlukan untuk pembentukan pionir sebagai generasi yang cakap digital.
Fajar juga menegaskan bahwa hoaks ini sering muncul karena adanya ketidakpahaman penyerapan dan penerapan atas penyebaran informasi yang valid.
Agar terbebas dari hoaks, setiap individu perlu melakukan kontrol atas sikap dan tindakan sebagai netizen yang berbudaya, beretika, dan memahami pentingnya identitas digital.
"Cek lagi sumber beritanya, jika domain situsnya tidak benar dan isi beritanya hanya berbentuk opini, hindari untuk membaca dan membagikannya. Saring sebelum sharing", ungkap Fajar.
Hani Purnawati dari Relawan TIK Indonesia menjelaskan tentang bagaimana langkah-langkah menjadi Pandu Digital. Pertama, peserta harus membuat akun di website pandu.kominfo.go.id. Kemudian daftar seminar dan workshop yang akan dihadiri. Setelah mengikuti seminar dan workshop, peserta harus mengerjakan post test. Jika lulus, peserta telah resmi menjadi Pandu Digital. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad