Kemampuan Jero Wacik Diragukan

Kamis, 20 Oktober 2011 – 09:29 WIB

JAKARTA – Posisi politisi Partai Demokrat Jero Wacik yang kini duduk sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ternyata mengundang keraguan sejumlah politisi DPR dan pakar energiLatar belakang Jero sebagai insinyur mesin dinilai tidak bisa menjadi jaminan keberhasilan mengurai persoalan energi di negeri ini

BACA JUGA: Polisi Aniaya Fotografer INDOPOS



Kesangsian itu-pun diungkapkan politisi Partai Keadilan Sejahtera Tamsil Linrung
Dia mengaku sangat menyayangkan keputusan Presiden SBY mengganti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh dengan Jero Wacik yang sebelumnya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

BACA JUGA: Didakwa Korupsi, Bupati Lampung Tengah Juga Bebas Murni



“Saya belum pernah mendengar Pak Jero Wacik ini 'bicara'
Belum ada bayangan, bagaimana kementerian ini kemudian bisa bekerja,” katanya di Gedung DPR, Senayan, Rabu (19/10)

BACA JUGA: SBY Copot Fadel, Bukan Golkar



Menurut anggota Komisi IV DPR ini, sebenarnya kinerja menteri-menteri di Kementerian ESDM sudah lumayanHanya saja, soal komunikasi dengan DPR yang belum pas yang masih perlu diperbaiki

“Yang tahu sebenarnya Pak Purnomo YusgiantoroTapi Wakil Menteri ESDM (Widjajono Partowidagdo), bagus dan profesionalSaya pikir kelemahannya ini nanti akan bisa ditutupi dan bisa bersinergi dengan wakilnya,”  ujarnya

Berbeda dengan Jero Wacik yang masih diragukan kinerjanya dalam memimpin Kementerian ESDM, Tamsil mengapresiasi penunjukan Drut PLN Dahlan Iskan, sebagai Menteri BUMN menggantikan Mustafa AbubakarMenurut Tamsil, Dahlan merupakan sosok yang mampu membuat gebrakan dan sudah memiliki pengalaman yang tak diragukan lagi.“BUMN kita perlu sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan seperti beliau," tukas wakil Ketua Banggar DPR ini
Hal
senada juga diungkapkan oleh mantan Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII Fuad FawazierDia menilai kapasitas Jero Wacik tidak memadai untuk memimpin pos ESDMPasalnya Jero, dipandang tidak memiliki track record yang memadai di bidang energi dan sumber daya mineral

“Kagak (cocok)Apa track record Jero di bidang ESDM?,” ujarnya usai diskusi bertema 'Apa Manfaat Ressuffle Kabinet untuk Bangsa dan Rakyat Daerah' di Gedung DPD, Senayan,  Rabu (19/10)

Menurut dia, Kementerian ESDM adalah lahan basahHal ini karena anggaran kementerian ini besarKarena itu diperlukan orang-orang terbaik untuk mengelola kementerian iniSelaian latarbelakang profesi juga dibgutuhkan keahlian yang memadai di bidang energi“ESDM ini yang paling basah,” ucap Fuad yang dibalut batik cokelat

Sementara itu, dari kalangan pakar energi dan pertambangan, Kurtubi menilai sosok Menteri ESDM baru, Jero Wacik, bukanlah seseorang yang mumpuni dalam membidangi kementerian tersebutSebab dari segi latar belakang pendidikan dan pengalaman Jero Wacik sama sekali tidak punya di bidang energi“Jero (Wacik) tidak tepat,” ujarnya, kemarin

Seperti diketahui, politisi asal Bali yang sebelumnya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu merupakan lulusan teknik mesin ITB, dan kemudian melanjutkan studi ekonomi di Universitas IndonesiaNamun, Kurtubi tetap menaruh harapan bahwa kelemahan Jero Wacik tersebut dapat ditutupi dengan kemampuan pengaturan dan penyelarasan pekerjaan dengan para pejabat di bawahnya serta para tim ahli yang membantunya

“Kelemahan ini bisa diimbangi dengan kemampuan managerial dan mengkoordinir bawahan dan tim ahli,” tuturnya.

Kurtubi mengingatkan bahwa Kementerian ESDM memiliki banyak pekerjaan rumah untuk dibenahi, maka diharapkan menteri baru dapat cepat beradaptasi dan dengan segera bersama jajarannya bekerja secara maksimal“Kalau tidak, maka masalah-masalah besar dan mendesak yang dihadapi sektor ESDM tidak akan bisa dipecahkan,” tandasnya

Beberapa permasalahan yang menunggu untuk diselesaikan Kementerian ESDM, lanjutnya, antara lain rendahnya produksi minyak dan melonjaknya cost recovery yang dibayar negara, kondisi investasi migas yang buruk, masalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak pernah bisa diselesaikan“Serta kebutuhan gas dalam negeri yang tidak bisa dipenuhi, sementara gas dari Papua dijual murah ke Cina dan masih banyak lagi,” jelasnya

Kemudian, lanjutnya, pekerjaan rumah yang tidak kalah pentingnya menurut Kurtubi adalah terkait dengan undang-undang Migas nomor 22 tahun 2001.  “Undang-Undang itu harus segera diselesaikan karena tidak berpihak dan menghambatDia juga harus membujuk SBY untuk segera mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang,” katanya

Oleh sebab itu, kata Kurtubi mengingatkan, Jero tidak bisa berlaha-leha terlalu lama dan  harus cepat menyesuaikan diriSebab masalah  tersebut membutuhkan waktu yang cepat untuk segera diselesaikan“Harus cepat dicari solusinya kalau tidak akan tambah parah dan lumpuh sektor ESDM,” pungkasnya.(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Umar Patek Cs Tiba di Bali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler