JAKARTA - Saat sedang melakukan tugas jurnalisnya, seorang fotographer harian INDOPOS (JPNN Group) dianiaya seorang petugas kepolisian berpangkat BripdaSaat kejadian, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Angesta Romano Yoyol ada dilokasi kejadian
BACA JUGA: Didakwa Korupsi, Bupati Lampung Tengah Juga Bebas Murni
Namun, dia tidak bisa berbuat banyak atas insiden ituMenurut Fery Pradolo, saat itu dia sedang meliput aksi unjukrasa mahasiswa dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) UI di Bundaran HI, Jakarta Pusat
BACA JUGA: SBY Copot Fadel, Bukan Golkar
Dalam aksi unjuk rasa itu, sempat terlibat adu dorong antara pendemo dengan puluhan polisiNamun, karena aksi berjalan cepat dan mahasiswa terdesak, kerumunan terlihat kocar-kacir
BACA JUGA: Umar Patek Cs Tiba di Bali
Saat itu suasana sedang chaosAda dua mahasiswi yang tersodok siku dan lengan polisi di bagian mukaSaat itulah, Ferry melihat momen tersebut untuk mengabadikan peristiwa tersebutNamun, aksinya tersebut tampaknya tidak disukai oleh konum polisi yang diduga melakukan kekerasan terhadap para mahasiswa tersebutSeorang petugas Samapta Polres Metro Jakarta Pusat dengan ciri-ciri berkulit hitam, berpangkat Bripda dan tangannya memegang semacam pentungan menghalangi tugas Ferry
Ferry yang tetap memotret tiba-tiba dipukul kepala bagian belakangnyaSaat petugas itu akan memukul untuk kedua kalinya, ada wartawan lain yang melihat dan melindungi Ferry”Rekan saya langsung menghalangi polisi ituSaya akan melaporkan kejadian ini ke Propam Mabes Polri,” tukas Ferry di lokasi kejadian.
Ferry menyesalkan aksi kekerasan yang dilakukan oknum polisi tersebutApalagi, saat kejadian ada Kapolres Jakarta Pusat Kombes Angesta Romano Yoyol di lokasi kejadian”Dia diam saja,” sesalnya.
Sementara itu, kericuhan dalam aksi demonstrasi tersebut dipicu oleh belasan mahasiswa yang membawa boneka kepala kerbau hendak berdemoPolisi tiba-tiba merampas boneka dari stereofoam itu namun dihalangi mahasiswaAksi dorong-mendorong dan kerumunan itu sedikit ricuh selama 15 menit
“Polisi sangat berlebihanMereka sangat ketakutan dan berlebihan membela presiden sehingga boneka saja direbutPadahal kita akan melakukan ritual tolak bala bukan untuk menghina presidenKepala kerbau, di masyarakat kita sudah lazim untuk tolak bala,“ tukas salah satu juru bicara pendemo, Dimas, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten(ibl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Kadensus Jadi Jubir Polri
Redaktur : Tim Redaksi