Kemarahan kepada SBY Ditumpahkan Lewat Puisi

Kamis, 13 Desember 2012 – 15:39 WIB
JAKARTA - Kumpulan puisi berjudul Century Dalam Puisi; ekspresi keresahan anak negeri melalui puisi, karya KH Muhammad Dawam Saleh, Kamis (13/12) resmi diluncurkan di gedung dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

KH Muhammad Dawam Saleh merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Islah, Lamongan, Jawa Timur. Menurutnya, puisi-puisi dalam antologi tersebut merupakan kumpulan puisi sejak tahun 2009, sebagai bahasa nurani melihat ketidakadilan di negeri ini, terutama terhadap skandal bailout Bank Century.

Dalam buku setebal 122 halaman itu, KH Muhammad Dawam Saleh terlihat marah besar. Puisi-puisinya menggambarkan kemarahan terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), marah terhadap penegakan hukum, pemberantasan korupsi hingga konflik PSSI.

Bahkan saat memberikan sambutan terkait peluncuran bukunya itu, KH Dawam Saleh dengan tegas mengatakan dalam kasus Century, Boediono dan Sri Mulyani harus diseret oleh KPK. Karena nuraninya meyakini Century itu telah menghilangkah uang negara, uang rakyat. "KPK harus segera menyeret Boediono dan Sri Mulyani," tegas KH Muhammad Dawam Saleh.

Berikut petikan puisi berjudul Menalangi Borok Bobrok Century dalam kumpulan Century dalam Puisi karya KH Muhammad Dawam Saleh:

Menalangi borok bobrok Century
Telah penuhi unsur-unsur mencuri
Pertama, harta negara dijumputi
Kedua, diputus menjelang dinihari
Ketiga, surat-surat bodong ditutup-tutupi
Keempat, dana mengalir samar diketahui
Kelima, nasabah antaboga mati negeri

Sendangagung, 4 Maret 2010

Taufik Ismail yang juga hadir pada peluncuran buku puisi ini mengatakan bahwa dalam kumpulan puisi keenamnya berjudul Century Dalam Puisi (CDP) ini, Kiai Dawam marah besar. Berbeda dari lima kumpulan puisi sebelumnya yang begitu tenang.

"Dia (Kiai Dawam) jengkel luar biasa. Jauh dari tenang dan suaranya keras serta lantang," kata Taufik Ismail dalam prolog kumpulan puisi CDP itu.

Menurut Taufik, observasi Kiai Dawam terhadap peristiwa di masyarakat terperinci. Satu demi satu dia kupas habis dengan sangat kritis. CDP sendiri terdiri dari tiga penggal, tentang skandal Bank Century, kecurangan kemenangan pemilihan umum 2009, kemudian keterpurukan bangsa selama dipimpin oleh pemenang curang.

Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin menyatakan peluncuran buku Century Dalam Puisi momen penting karena 9 Desember lalu baru diperingati hari Anti Korupsi Dunia. Walaupun tahun ini kegiatan anti korupsi kurang marak dan kurang besar demonstrasinya.

"Bagi kita semua korupsi adalah kejahatan kemanusiaan, kejahatan terhadap negara, terhadap rakyat dan bagian dari dosa-dosa besar," kata Din.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas NIP 49.714 Honorer K1 Mulai Diproses

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler