Sunardi, warga setempat mengatakan, air bantuan pemkab melalui PDAM hingga saat ini belum ada. Karena di desanya sudah mendapatkan program sarana air bersih (SIPAS). Hanya saja tidak bisa menyeluruh semua rumah. Wilayah dusun yang berada di perbatasan Selatan desa, tidak mendapatkan air bersih dari SIPAS itu.
“Kita sudah mengupayakan mencari sumber air di wilayah perbatasan desa, yaitu Dukuh Pulosari. Namun baru sekitar 8 orang yang memanfaatkan. Sebagian besar masih memilih membeli Rp 2.000,” ujarnya, Minggu (9/9).
Sumur juga sudah tak berisi sejak lebih dari dua bulan lalu. Saat ini saluran pipa selang sederhana yang diambilkan dari sumber air juga tak bisa maksimal. Masih membutuhkan dana dan semangat warga dalam berswadaya.
Sungai Laban yang mengalir di pinggiran desa itu hanya digunakan untuk mencuci dan mandi. Namun karena semakin surut, warga semakin khawatir adanya krisis air yang berkepanjangan.
“Ini berlangsung setiap kemarau. Kami khawatir jika tahun ini kemarau panjang. Harapannya bisa ada alokasi pengiriman bantuan air bersih di wilayah dusun kami dari pemkab. Namun kelihatannya, itu belum diusulkan,” tambahnya.
Beberapa warga lainnya mengatakan, jika ada alokasi dana dari swadaya warga, sumber air yang ada, meski jauh hingga 1,5 kilometer, akan diubah menjadi saluran air utama. Dana itu akan dimanfaatkan untuk membangun penampung. Warga di dusun yang krisis air ini akan mengambil air bersih dari penampungan.
“Sebelum pemasangan saluran air dari sumber air itu terealisasi, kami berharap PDAM bisa memberikan bantuan. Tentunya melalui usulan pemerintah desa dan kecamatan,” kata mereka. (amr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Angkot Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi