Kematian Bisa Tembus Dua Ribu

Sabtu, 19 Juni 2010 – 02:50 WIB
MAKAM - Suasana pemakaman massal etnis Uzbek korban kerusuhan, di Osh, Rabu (16/6) lalu. Foto: AFP.
OSH - Kali pertama sejak pecah kerusuhan etnis di Kota Osh pada 10 Juni lalu, Presiden Interim (sementara) Kirgistan, Roza Otunbayeva mengunjungi lokasi kejadian kemarin (18/6)Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat kerusuhan tersebut bisa mencapai 2 ribu orang.

"Saya akan menambahkan jumlah korban tewas sebanyak 10 kali lipat dari data resmi yang dilaporkan," terang Otunbayeva, seperti diungkapkan jubirnya, Farid Niyazov

BACA JUGA: Permohonan Anwar Ditolak Hakim

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Kirgistan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas dalam bentrok etnis Uzbek dan Kyrgyz hanya 191 orang
Tapi, menurut Presiden berusia 59 tahun itu, jumlah yang dilaporkan tersebut tidak termasuk korban tewas yang langsung dimakamkan, sesuai tradisi muslim.

Otunbayeva dan jajaran pemerintah sementaranya tiba di alun-alun Kota Osh kemarin pagi

BACA JUGA: Australia Bagi Hibah Proyek Air Minum

Mereka menumpang helikopter
Kondisi kota kedua terbesar di Kirgistan itu masih porak-poranda

BACA JUGA: Mesum di Pantai, Pasangan Mabuk Dicokok Polisi

Sisa-sisa kerusuhan masih tampak jelasBahkan, sebagian kota berpenduduk sekitar 250.000 orang itu rata dengan tanahBeberapa sudut kota juga terlihat gosong karena dibakarPemandangan memprihatinkan itu tidak hanya terlihat di permukiman, tapi juga pertokoan dan perkantoran.

Sayangnya, Otunbayeva yang kemarin mengenakan rompi antipeluru dan dikawal ketat pasukan bersenjata lengkap, tidak singgah di pemukiman etnis UzbekKonon, kawasan itulah yang menderita kerusakan paling parahSebab, etnis Uzbek-lah yang menjadi target serangan etnis Kyrgyz yang mendominasi negeri Asia Tengah ituSaat disinggung soal bentrok antaretnis itu, Otunbayeva berang"Kami sudah terbiasa hidup berdampingan, dan kami akan terus begitu," ungkapnya.

Dia juga membantah laporan yang mengatakan bahwa pemerintahannya tidak serius mengatasi kerusuhan"Berikan sedikit harapan pada kamiJangan bilang kalau kami tidak berupaya (memulihkan keadaan)Pasukan kami sedang berusaha mengatasinya," tandas pemimpin sementara yang akan berusaha memenangkan legitimasi dari rakyatnya lewat referendum 27 Juni mendatang tersebut.

AS Minta Investigasi
Terpisah, Jubir UNICEF Christiane Berthiaume mengatakan bahwa kerusuhan tersebut berdampak buruk pada sedikitnya 1 juta warga di Kirgistan dan UzbekistanSebab, warga etnis Uzbek yang merasa menjadi sasaran amuk etnis Kyrgyz, mengungsi ke Uzbekistan dan minta perlindungan di negara tetanggaAkibatnya, warga Uzbekistan pun harus rela berbagi tempat tinggal dan makanan dengan para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal.

"Itu (1 juta) hanya angka perkiraan, agar kami bisa merancang skema bantuan dan rencana restorasi untuk memulihkan kondisi KirgistanJumlah pasti korban bisa lebih sedikit atau lebih banyak," papar Berthiaume, seperti dilansir Associated PressSaat ini, lanjut dia, tiga jenis bantuan yang paling dibutuhkan para pengungsi adalah makanan, air dan obat-obatan.

PBB memprediksi, warga Kirgistan yang mengungsi dari wilayah selatan negeri mereka mencapai 400 ribu orangSebanyak 100 ribu di antaranya berlindung di UzbekistanSementara, ribuan sisanya masih tertahan di perbatasan Kirgistan-UzbekistanRabu (16/6) lalu, pemerintah Uzbekistan memutuskan untuk menutup perbatasan karena sudah tidak sanggup lagi menampung pengungsi.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Robert Blake, juga berkunjung ke kamp pengungsi di Uzbekistan kemarinDi kamp yang hanya berjarak 5 kilometer dari perbatasan Kirgistan itu, dia banyak disambangi pengungsiTerutama, kaum perempuan dan anak-anak"Harus ada investigasi seriusKami akan bekerja sama dengan pemerintah Anda untuk menegakkan kembali keamanan, supaya Anda semua bisa pulang ke rumah," janjinya, seperti dikutip Agence France-Presse(hep/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ungkap Rencana Teror Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler