"Operator liga juga harus bertanggungjawab. Selain harus membayarkan gaji, pemain juga harus dilindungi dengan asuransi," tegas Yusuf Kurniawan, pengamat sepakbola nasional saat dihubungi JPNN, via telepon, Selasa (4/12).
Seperti diketahui sebelum menyatakan bubar, Persis Solo tempat Diego Mendieta bermain berkompetisi di Divisi Utama PT Liga Indonesia. Makanya, kematian Diego selain menjadi tanggungjawab Persis juga tanggungan PT Liga Indonesia.
Menurut Yusuf Kurniawan, krisis finansial terjadi karena klub tidak bisa menyesuaikan diri terhadap regularasi pelarangan penggunaan dana APBD untuk klub sepakbola.
"Klub-klub sudah merasakan dampaknya, karena dulu pengurus sepakbola mengambil untung dari dana APBD," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, operator liga bersama klub tak perlu gembar-gembor akan memberikan kontrak mahal dan bonus besar untuk pemain jika asuransi saja tidak bisa diberikan. "Asuransi itu hak dasar bagi pemain," kata Yusuf.
Mantan Manajer Persis Solo, Totok Supriyanto, kepada JPNN, mengatakan, PT Liga Indonesia sudah datang ke Solo untuk melihat kondisi. Tapi Totok tidak bisa memastikan apakah PT Liga Indonesia akan memberikan bantuan atau tidak.
"Sudah tidak ada gunanya juga PT Liga Indonesia ke sana, kejadiannya sudah berlangsung kok," ungkapnya. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenazah Dipulangkan, Gaji Diego Mendieta Segera Dibayar
Redaktur : Tim Redaksi