Kematian Novia Widyasari, Sahroni Geram Mendengar Oknum Polisi Diduga Terlibat

Minggu, 05 Desember 2021 – 07:10 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. (ANTARA/HO-Dok Pribadi)

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengaku geram mendengar seorang oknum polisi diduga terlibat dalam kasus kematian seorang mahasiswi bernama Novia Widyasari Rahayu (23).

Novia Widyasari ditemukan tewas di kuburan, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pada Kamis (2/12) sekitar pukul 15.30 WIB.

BACA JUGA: Apa Hubungan Bripda Randy dengan Novia Widyasari yang Tewas di Kuburan? Ternyata

Mahasiswi Universitas Brawijaya, Malang, itu ditemukan tak bernyawa di samping makam ayahnya diduga akibat bunuh diri.

Seorang oknum polisi bernama Bripda Randy Bagus Hari Sasongko dijemput oleh tim dari Bidang Propam Polda Jatim, Sabtu pagi untuk diperiksa.

BACA JUGA: Kombes Gatot Soal Dugaan Pemerkosaan dalam Kasus Tewasnya Mahasiswi Novia Widyasari

"Pak Kapolri Listyo Sigit maupun Propam harus mengusut dan menghukum pelaku seberat-beratnya," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/12).

Sahroni mengatakan peristiwa kekerasan dan kejahatan seksual terhadap perempuan sudah terlalu sering terjadi dan dan seolah-olah negara ini menjadi tempat yang tidak aman bagi perempuan.

BACA JUGA: 3 SSK Pasukan TNI Langsung Diterjunkan Untuk Penanganan Awal

Politikus Nasdem itu juga meminta Polri mengusut adanya dugaan pembiaran dalam kasus yang dialami Novia Widyasari. Sebab, dia mendapat informasi bahwa korban pernah melaporkan masalahnya kepada polisi.

"Mindset awal Polri menghadapi kasus seperti ini harus pro terhadap korban, berdiri di sudut padangan korban. Apalagi sudah jelas korban mengalami depresi yang luar biasa sampai bunuh diri," ucapnya.

Untuk itu, dia meminta agar diusut apakah benar ada pembiaran. Jika itu memang terjadi, Sahroni meminta oknum polisi yang mungkin mengabaikan laporan korban juga perlu ditindak.

"Seharusnya, laporan meminta pertolongan keadilan seperti ini harus menjadi prioritas supaya tidak ada lagi korban yang jatuh karena merasa tidak dilindungi oleh negara," ujar Ahmad Sahroni. (fat/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler