jpnn.com, SAMARINDA - Kematian Jarkasih (69) mengingatkan warga Samarinda terhadap Jamhuri.
Keduanya sama-sama mengembuskan napas terakhirnya saat salat.
BACA JUGA: Firasat Kematian âIndahâ Jarkasih, Meninggal saat Mengimami Salat Tarawih
Perbedaannya, Jamhuri meninggal saat salat Jumat di Masjid Baitut Tharah, Loa Janan Ilir pada 6 Januari lalu.
Kala itu, Jamhuri meninggal dalam posisi bersujud.
BACA JUGA: Jadi Imam Salat Tarawih, Jarkasih Meninggal saat Rakaat Ketujuh
Sedangkan Jarkasih meninggal saat menjadi imam salat Tarawih di Langgar Al Fajri, Jalan KH Khalid, Samarinda Ilir, Jumat (26/5).
Jarkasih mengembuskan napas terakhir saat salat memasuki rakaat ketujuh.
BACA JUGA: Samarinda Segera Punya Kampung Warna-warni
Meski Jarkasih meninggal, salat tetap dilanjutkan hingga selesai.
Hardadi yang awalnya menjadi makmum langsung maju untuk menggantikan Jarkasih.
Kepergian Jarkasih sangat mengagetkan keluarga dan para tetangga.
Sebab, pria kelahiran Balikpapan itu tak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit.
Namun, salah satu makmum mengaku melihat perbedaan dalam diri Jarkasih.
“Almarhum itu baca doanya tidak seperti biasanya dan terbata-bata,” ujar Sapriansyah, adik Jarkasih menirukan perkataan makmum sebagaimana dilansir Kaltim Post, Minggu (28/5).
Dia menambahkan, Jarkasih merupakan sosok yang sangat disiplin dalam hal agama.
Jarkasih tak segan-segan memarahi anak-anaknya yang meninggalkan salat.
“Beliau memang kesehariannya sejak muda sudah berkecimpung dalam urusan agama,” ujar Sapriansyah.
Menurut Sapriansyah, Jarkasih sudah memiliki bakat sebagai imam sejak muda.
Jarkasih, sambung Sapriansyah, sudah fasih membaca Alquran sejak belia. (dra/rom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trio Asing Borneo FC Pilih Geber Fisik Ketimbang Liburan
Redaktur : Tim Redaksi