Kembali ke Indonesia, Apa yang Baru dari Russell Peters?

Selasa, 27 Februari 2018 – 05:07 WIB
Russell Peters. Foto: venusbuzz.com

jpnn.com - Kali ketiga aktor dan komika asal Kanada Russell Peters singgah di Jakarta. Peters akan tampil dalam Russell Peters Deported World Tour di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (27/2).

Dalam kunjungan pada 2013 dan 2016, tiket untuk nonton show dia sold out. Berikut obrolan Jawa Pos dengan pria 47 tahun yang juga membintangi serial Netflix The Indian Detective tersebut.

BACA JUGA: Ernest Prakasa Siap Pertanggungjawabkan Lawakannya

 

Bagaimana rasanya bisa ke Jakarta lagi?

BACA JUGA: Please, Jangan Gunakan Islam sebagai Bahan Lawakan

Tentu saya senang bisa menyapa fans di sini lagi. Tapi, saya juga sedih karena belum berkesempatan show di kota lain di Indonesia. Padahal, negara ini besar. Semoga next time saya bisa ke kota lain ya.

 

BACA JUGA: Ernest Promosikan Film Susah Sinyal Lewat Tur Stand Up

Apa yang Anda janjikan di tur kali ini?

Saya terakhir datang di Jakarta hampir dua tahun lalu. Selama itu saya punya banyak materi lawakan baru yang akan saya bawakan di Jakarta kali ini.

 

Apa sih yang menyenangkan dari menjadi seorang komika?

Membuat orang lain senang, atau setidaknya saya mengharapkan itu yang terjadi. Itu hal yang paling mengasyikkan. Ditambah lagi, saya berkesempatan keliling dunia dengan modal lawakan saya haha....

 

Stand-up comedy sangat populer di Indonesia beberapa tahun ini. Banyak yang ingin menjadi komika. Ada masukan untuk mereka?

Menjadi komedian, apa pun jenis komedinya, adalah sebuah panggilan. Jika kau hanya ingin terkenal atau kaya, mending dipikir lagi, deh. Selama hampir 30 tahun menjadi komedian, saya hanya merasa bahwa saya harus melakukan ini tanpa ambisi untuk menjadi populer. Menjadi komedian adalah proses panjang pembelajaran.

 

Gaya lawakan Anda suka mengkritik diskriminasi SARA dan kelas sosial. Batasan antara candaan dan hinaan makin tipis. Bagaimana supaya lawakan Anda tidak ofensif?

Saya sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik dan menjaga agar tidak menyerang siapa pun. Kalau ada yang merasa diserang, ada sesuatu yang keliru terkait cara mereka memproses lawakan saya. Pokoknya, saya tidak bertanggung jawab secara langsung jika ada orang yang merasa diserang dengan lawakan saya.

 

Bagaimana isu politik dalam komedi?

Isu politik, menurut saya, tidak punya tempat dalam komedi. Apa yang diekspresikan komedian adalah bentuk kebebasan tanpa diisi dengan kepentingan politik tertentu. Jika masih ada orang yang berpikir demikian atau terlalu sensitif, itu di luar kontrol si komedian. Komedi sebenarnya bukan untuk orang yang kelewat sensitif.

 

Apa momen paling berkesan sebagai komedian?

Saya sendiri terkadang masih merasa asing dengan dunia hiburan. Jadi, yang paling membuat saya terkesan ialah mengetahui bahwa tiket untuk show saya sold out. Salah satu di antaranya, saat saya show di Toronto pada 2007. Itu kali pertama tiket saya sold out.

 

Apa yang membuat Anda betah dan bahagia menjadi komedian?

Hal yang paling membahagiakan adalah banyak yang tertawa berkat lawakan saya. Sebab, bagi saya, komedi bukan tentang mencari uang, tetapi lebih ke bagaimana membuat orang merasa bahagia.

 

Kalau tidak menjadi komedian, Anda kira-kira menjadi apa?

Apa ya? Hahaha. Hmm... mungkin saya mau berjualan sepatu atau menjadi pengemudi forklif. (len/c4/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hollywood Berduka, Komedian Legendaris Jerry Lewis Wafat


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler