Kembalinya GBHN Tergantung Dukungan Parpol

Sabtu, 30 Juli 2016 – 09:49 WIB

jpnn.com - JAKARTA-Lembaga kajian MPR telah menyelesaikan tugasnya dalam menyusun kajian tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sekarang, kelanjutan wacanan menghidupkan kembali GBHN tinggal menunggu dukungan dari partai politik. ”

Tergantung pada fraksi parpol karena perubahan UUD diusulkan sepertiga anggota MPR,” kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di depan peserta Focus Group Discussion (FGD) tentang Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN, di Hotel Margo, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/7)

BACA JUGA: Jokowi Setujui Pengunduran Diri Nurhadi

Menurut Zulkifli, MPR akan menyerahkan hasil kajian tentang GBHN kepada fraksi-fraksi dan kelompok DPD dalam rapat gabungan pada 20 Agustus 2016. ”Kita kemarin sudah melakukan rapat gabungan dengan pimpinan fraksi dan kelompok DPD. Salah satu keputusannya adalah Badan Pengkajian MPR akan menyampaikan kompilasi hasil-hasil kajian tentang GBHN pada rapat gabungan tanggal 20 Agustus,” ucapnya.

FGD ini merupakan kerjasama MPR dengan Universitas Pancasila. Narasumber FGD ini antara lain Yudi Latif dan Martin Hutabarat (anggota Fraksi Partai Gerindra). Fraksi-fraksi di MPR dan kelompok DPD, lanjut Zulkifli, sudah menyepakati bahwa amandemen terbatas hanya pada perlunya perencanaan pembangunan model GBHN. Yaitu GBHN yang meliputi pembangunan jangka menengah dan panjang, dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan wawasan kebangsaan.

BACA JUGA: Puslitbang Strahan Kemhan Soroti Kerawanan di Selat Malaka

Dalam hasil FGD yang diikuti kalangan akademisi ini, Zulkifli berharap dapat mewarnai kebijakan dan keputusan dari partai politik nantinya. ”Karena kami ini (para politisi) cuma pendekar tangan kosong. Kalau hanya pendekar tangan kosong tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar Zulkifli.

Karena itu Zulkifli juga berharap para akademisi ini ikut masuk dalam partai politik. ”Saya berharap teman-teman para pendekar ini yaitu para doktor, para ahli yang memiliki integritas, memiliki ilmu, dan kecerdasan ikut mewarnai kebijakan-kebijakan, kebutuhan-kebutuhan itu. Caranya ya masuk partai politik,” harap Zulkifli.

BACA JUGA: Dipanggil 4 Kali Gak Muncul, Penumpang yang Bawa Sabu itu Bernama..

Mereka yang ada di partai politik, sambung Zulkifli, adalah pendekar tangan kosong yang kadang-kadang tidak mengerti dan paham masalahnya tidak seperti kalangan akademisi yang memiliki ilmu, kecerdasan, dan integritas. (dli/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Freddy Budiman, Sejak Kecil Sudah jadi Bandit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler