jpnn.com, BANDUNG - Perusahaan rintisan agriculture technology (agritech), eFishery menandatangani perjanjian kerja sama dengan Baba Rafi, untuk pengelolaan franchise tambak udang vaname.
Bagi Baba Rafi, ini merupakan kerja sama pertama yang dilakukan dengan tech startup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi udang vaname dengan menerapkan Internet of Things (IoT).
BACA JUGA: Raih Pendanaan Seri B, eFishery Berencana Ekspansi ke Seluruh Indonesia
Pada fase pertama dalam kolaborasi ini, eFishery akan mengelola 71 tambak udang seluas 40 ribu meter persegi yang merupakan tambak kelolaan Baba Rafi.
“Kami sangat tertarik dengan kerja sama ini karena kami bisa mengaplikasikan teknologi sekaligus mengelola bisnis tambak udang secara end-to-end. Kerja sama dengan Baba Rafi ini merupakan bentuk strategic partnership, Baba Rafi yang menjalankan bisnis waralaba sedangkan eFishery yang mengelola operasional tambak. Kami berharap kolaborasi ini akan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan stakeholders lainnya," harap CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah.
BACA JUGA: Anji: Jerinx SID Memang Kasar Kata-katanya, Kepala Saya Pernah mau Diinjak
Udang merupakan hasil ekspor perikanan andalan Indonesia yang jumlahnya mencapai hingga 40% dari seluruh ekspor perikanan. Selain itu, udang juga termasuk dalam 10 komoditas non-migas dengan surplus terbesar di Indonesia.
Hal ini yang membuat Baba Rafi tertarik untuk menggeluti bisnis tambak udang vaname dan menjadikannya suatu bisnis dengan model waralaba.
BACA JUGA: Strategi Baba Rafi Gaet Investor
Melalui waralaba tambak udang ini, Baba Rafi mengundang masyarakat untuk bisa menjadi investor dengan seluruh operasional dan manajemen bisnis dikelola oleh pihak Baba Rafi sehingga tingkat keamanan dalam berinvestasi terjamin.
Kepastian hasil produksi tambak udang vaname Baba Rafi semakin terjaga dengan masuknya eFishery sebagai pengelola tambak.
Sementara, Hendy Setiono, founder dan group CEO Baba Rafi Enterprise, menyadari akan pentingnya sentuhan teknologi dalam pengelolaan tambak udang.
“Di era Revolusi Industri 4.0 ini, memang tidak bisa kami pungkiri peran teknologi dalam segala hal, salah satunya di bidang akuakultur. Dan kami juga ingin turut berperan dalam perubahan tersebut. Saya selalu percaya, dengan berkolaborasi banyak hal yang bisa kami capai dengan hasil yang lebih maksimal," serunya.
Dalam kerja sama ini, eFishery bertindak sebagai technical expert yang akan mengatur manajemen operasional tambak dan memberikan pendampingan dari awal hingga akhir siklus budidaya.
Pendampingan dimulai dari proses penyediaan benih, pemilihan pakan, hingga penyediaan teknologi pendukung.
Selain teknologi eFisheryFeeder yang mampu mengefisienkan FCR, eFishery juga menggunakan inovasi terbaru untuk menghindarkan penyakit pada udang. Serangan penyakit pada udang diketahui mampu menyebabkan penurunan hasil panen hingga 90 persen.
"Model ekspansi ini, dikombinasikan dengan teknologi serta layanan eFishery, diharapkan dapat menjadi standar dan contoh operasional tambak udang yang dapat direplikasi dengan cepat. Kami berharap dapat menjadi lokomotif dalam mengakselerasi dan menjadikan Indonesia sebagai produsen udang nomer satu di dunia,” terang Gibran.
Tidak hanya dilengkapi dengan berbagai teknologi, eFishery juga memfasilitasi tambak udang vaname Baba Rafi dengan teknisi andal yang sudah berpengalaman dalam mengelola tambak udang.
Penjualan udang pun akan difasilitasi oleh Baba Rafi sehingga pemilik modal tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya.
Penerapan teknologi oleh eFishery diperkirakan mampu menekan angka kegagalan panen hingga 50 persen.
Upaya ini diharapkan mampu mendongkrak potensi Indonesia yang saat ini merupakan negara produsen udang ketiga terbesar di dunia, setelah China dan India.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy