jpnn.com, SURABAYA - PT Baba Rafi Indonesia bakal gencar menggaet investor pada semester kedua tahun ini.
CEO dan founder PT Baba Rafi Indonesia Hendy Setiono mengatakan, persaingan bisnis makanan dan minuman yang ketat menuntut para pengelola usaha selalu inovatif.
BACA JUGA: Baru Beroperasi, Pegatron Ancang-ancang Bangun Enam Industri Baru di Batam
”Kami selalu mengedepankan inovasi sekaligus mempertahankan tradisi kualitas produk sehingga bisa menghadapi persaingan dan perubahan dan tetap dipercaya masyarakat dan investor,” katanya.
BACA JUGA: Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Melambat
BACA JUGA: Industri Makanan dan Minuman Seksi, Nestle Tambah Investasi Rp 1,4 Triliun
Pada semester kedua tahun ini, Baba Rafi akan lebih gencar menggaet investor. Oleh karena itu, pihaknya akan mengeluarkan produk baru yang mampu mendukung pertumbuhan bisnis Baba Rafi ke depan.
“Bisnis franchise sebagai salah satu alternatif untuk pebisnis pemula, mendorong minat investor bergabung dengan kami makin besar,” paparnya.
BACA JUGA: Singapura Jadi Negara Paling Banyak Berinvestasi di Batam
Sementara itu, Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, bisnis waralaba dalam negeri belum maksimal jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura.
”Bahkan, franchise asli Indonesia tidak ada growth alias stagnan. Yang miris justru pasar waralaba domestik sekarang dipenuhi pemain asing,” tuturnya di sela pameran Info Franchise dan Business Concept (IFBC) 2019 di Surabaya, Jumat (2/8).
Sampai sekarang jumlah waralaba asing yang masuk ke Indonesia mencapai 480–500 merek dengan pertumbuhan lima persen tiap tahun.
Sementara itu, waralaba asli lokal hanya 120 merek dan tidak tumbuh. Dari 120 itu, yang berhasil ekspansi ke luar negeri baru 15 merek.
”Padahal, maunya kami kalau bisa minimal 300 merek Indonesia bisa ekspansi ke mancanegara. Kenapa harus kalah dengan negara lain?” jelasnya. (car/res/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VII DPR Dorong Investasi Dubai Katrol Ekonomi Daerah
Redaktur & Reporter : Ragil