jpnn.com, JAKARTA - Pengamat energi bersih Abadi Poernomo menilai positif langkah Pertamina dalam mendorong penggunaan Bioethanol sebagai bahan bakar transportasi.
Tidak hanya kolaborasi dengan Toyota di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, di mana Pertamina menampilkan inovasi terbaru yaitu Bioethanol 100% (E100).
BACA JUGA: Komisaris Pertamina Apresiasi Inovasi Bioetanol Berbahan Sorgum
Selain itu, juga implementasi secara bertahap Bioethanol di Indonesia, yang dimulai dari Pertamax Green 95 dengan kandungan Bioethanol 5% (E5).
“Sesuai peta jalan Pertamina dalam mengembangkan enegi baru terbarukan. Penggunaan Bioethanol merupakan cara supaya pencapaian energi baru terbarukan ini terus maju. Ini juga bukti keseriusan Pertamina dalam transisi energi,” kata Abadi.
BACA JUGA: Bangun Tol Bayung Lencir-Tempino, SIG Pasok Beton Siap Pakai
Menurut Abadi, inovasi Bioethanol memang merupakan salah satu upaya untuk terus mengembangkan EBT.
“Artinya, kalau kita lihat pencapaian energi baru terbarukan kita sampai saat ini kan sebenarnya setelah 2025 kan seharusnya mencapai 23%. Tetapi, sampai saat ini di antara 13-14%. Itu sebabnya, digalakkan penggunaan Bioethanol,” kata dia.
BACA JUGA: Jasindo Raih Penghargaan Indonesia Original Brand Award 2024
Abadi berharap, Pertamina secara bertahap terus meningkatkan implementasi Bioethanol.
Dari saat ini 5% pada Pertamax Green, menjadi setidaknya hingga 20%. Sebab, pada angka campuran tersebut dinilai signifikan untuk mengurangi emisi gas buang.
“Untuk implementasi, agar signifikan memang harus terus ditingkatkan dari sekarang yakni 5%. Tetapi, kita tetap menghargai effort dan kemauan untuk menggunakan energi baru terbarukan. Dan itu sudah positif,” lanjut Abadi.
Sementara terkait kolaborasi Pertamina dengan Toyota pada GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, juga dinilai sangat positif. Dimana pada ajang tersebut, Bioethanol 100% (E100) digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota. “Paling advance terutama memang menggunakan Bioethanol 100%,” kata dia.
Abadi menambahkan, mesin-mesin kendaraan yang dirancang menggunakan Bioethanol memang banyak dibuat di Jakarta. Termasuk yang menggunakan Bioethanol 100% dan banyak diekspor ke Brasil.
Abadi juga yakin, Pertamina bisa memproduksi secara massal Bioethanol 100%. Tinggal dukungan dari produsen Ethanol yang kini baru sekitar 13 pabrik serta perbaikan regulasi sehingga harga Bioethanol menjadi ekonomis.
Sebelumnya, di ajang GIIAS 2024, Pertamina berkolaborasi dengan Toyota untuk melakukan pengisian perdana dan test drive penggunaan Bioethanol yang bersumber dari batang tanaman Sorgum.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada