Kembangkan Perkebunan Sisal 5000 Hektar di NTB

Senin, 16 April 2012 – 17:35 WIB

JAKARTA—Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) tahun ini siap mengembangkan perkebunan sisal (sisal agave sp) di wilayah unit pemukiman Tongo I dan II Kecamantan Sengkongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) seluas 5000 hektar.

Untuk rencana ini, pemerintah menggadeng perusahaan China, PT Dongfang Sisal Group Co Ltd yang telah membentuk perusahaan baru PT Guangken Dongfang Sisal Indonesia.

Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Kemenakertrans, Jamaluddien Malik menyebutkan,  kepemilikan saham (shareholding) PT Guangken Dongfang Sisal Indonesia tersebut adanya sebanyak 75 persen PT Sumbawa Agro dan PT Dongfeng Sisal Group Co Ltd sebanyak 25 persen.

“Pemerintah memutuskan untuk mengembangkan tanaman Sisal tersebut disebabkan daerah tersebut sangat cocok untuk pengembangan sisal. Lahan di daerah tersebut sangat luas namun kurang termanfaatkan. Maka itu, kita manfaatkan untuk perkebunan Sisal yang sekaligus meningkatkan perekonomian di pemukiman transmigran,” ungkap Jamal- sapaan akrab Jamaluddien- ketika ditemui JPNN di Gedung Kemenakertrans, Kalibata, Jakarta, Senin (16/4).

Jamal mengatakan, ke depannya dengan dikembangkannya komoditas Sisal ini diharapkan mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2 juta per hektar per bulan atau Rp 24 juta per hektar per tahun.

Menurutnya, pendapatan tersebut setara dengan pendapatan petani kelapa sawit yang hingga saat ini terbilang sukses mensejahterakan transmigran di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

“Pendapatan dari komoditas Sisal ini jauh lebih besar dari pendapatan penanaman jagung atau pohon jarak sekitar Rp 6 juta per hektar per tahun,” imbuhnya.

 Disebutkan, proyek pengembangan Sisal ini pada tahap awal meliputi area seluas 3000 hektar yang terdiri atas lahan inti 1000 hektar dan plasma seluas 2000 hektar. Sedangkan besaran investasi untuk proyek ini, sebesar Rp 163 miliar yang terdiri atas investasi kebun plasma seanyak Rp 84 miliar dan investasi kebun inti beserta pabrik serat Sisal sebanyak Rp 79 miliar.

Bibit Sisal tersebut, terang Jamal, sudah didatangkan dari Guandong , China sebanyak 1 juta tunas yang merupakan hasil pembiakan melalui kultur jaringan oleh Dongfang di China. Sedangkan untuk pembiakannya, lanjut Jamal, sudah dibangun di Tongo yang mampu menyediakan 11 juta anakan untuk ditanam pada areal perkebunan seluas 2500 hektar.

“Nantinya akan ada perluasan kebun hingga 100 ribu hektar proses kultur jaringan yang akan dikembangkan di Indonesia dan menggandeng Universitas Mataram, NTB,” tukasnya. (cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ojang Belum Pastikan Hadiri Pelantikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler