JAKARTA - Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan Rp 16 miliar sisa anggaran kurikulum 2013 untuk penguatan pendidikan karakter menuai kritik dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). FSGI menilai jajaran Kemdikbud tak paham soal pendidikan karakter.
Sebagaimana dikatakan Mendikbud Mohammad Nuh saat rapat kerja dengan Komisi X DPR Selasa (19/6), sebagian sisa anggaran kurikulum dialokasinya untuk penguatan karakter di jenjang SD, SMP dan SMA. Bentuknya berupa kegiatan pramuka, olah raga, dan sarana ibadah sekolah.
"Kalo merujuk kalimat Menteri (M Nuh) maka tampak jajaran kemendikbud tidak memahami tentang pendidikan karakter yang dimasukkan secara paksa," kata Sekjen FSGI Retno Listiyarti dikonfirmasi JPNN.COM, Rabu (19/6).
Dengan pemikiran seperti ini, tegasnya, Mendikbud terkesan main tabrak antara karakter dengan pengetahuan yang dituangkan dalam KI (kompetensi inti) dan KD (kompetensi dasar) dalam dokumen kurikulum 2013.
"Bagi saya ini bukan soal double budgeting tapi lebih pada ketidak pahaman si penyusun kurikulum terhadap pendidikan karakter itu sendiri. Sehingga budget kemudian dialihlan pada penguatan karakter ke kegiatan ekskul seperti pramuka," ujarnya.
Dalam usulan Mendikbud inipula Retno melihat adanya double budgeting pada perbaikan kelas dan pengadaan ruang kelas baru karena seharusnya ini masuk dalam budget pembagunan sarana fisik. Bila Kemdikbud ingi menguatkan karakter siswa, seharusnya tidak lari ke proyek fisik tapi dialihlan untuk pembangunan kapasitas guru sebagai motor pendidikan.
"Kualitas guru yang rendah disebabkan salah satunya oleh kurangnya pelatihan. Hasil survey FSGI tahun 2012 menemukan guru SD di 29 kota/kabupaten, 62 persen tidak pernah ikut pelatihan sampai menjelang pensiun," pungkasnya.(fat/jpnn)
Sebagaimana dikatakan Mendikbud Mohammad Nuh saat rapat kerja dengan Komisi X DPR Selasa (19/6), sebagian sisa anggaran kurikulum dialokasinya untuk penguatan karakter di jenjang SD, SMP dan SMA. Bentuknya berupa kegiatan pramuka, olah raga, dan sarana ibadah sekolah.
"Kalo merujuk kalimat Menteri (M Nuh) maka tampak jajaran kemendikbud tidak memahami tentang pendidikan karakter yang dimasukkan secara paksa," kata Sekjen FSGI Retno Listiyarti dikonfirmasi JPNN.COM, Rabu (19/6).
Dengan pemikiran seperti ini, tegasnya, Mendikbud terkesan main tabrak antara karakter dengan pengetahuan yang dituangkan dalam KI (kompetensi inti) dan KD (kompetensi dasar) dalam dokumen kurikulum 2013.
"Bagi saya ini bukan soal double budgeting tapi lebih pada ketidak pahaman si penyusun kurikulum terhadap pendidikan karakter itu sendiri. Sehingga budget kemudian dialihlan pada penguatan karakter ke kegiatan ekskul seperti pramuka," ujarnya.
Dalam usulan Mendikbud inipula Retno melihat adanya double budgeting pada perbaikan kelas dan pengadaan ruang kelas baru karena seharusnya ini masuk dalam budget pembagunan sarana fisik. Bila Kemdikbud ingi menguatkan karakter siswa, seharusnya tidak lari ke proyek fisik tapi dialihlan untuk pembangunan kapasitas guru sebagai motor pendidikan.
"Kualitas guru yang rendah disebabkan salah satunya oleh kurangnya pelatihan. Hasil survey FSGI tahun 2012 menemukan guru SD di 29 kota/kabupaten, 62 persen tidak pernah ikut pelatihan sampai menjelang pensiun," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Mulai, Sudah Ada Pungutan
Redaktur : Tim Redaksi