Kemdiknas Luncurkan 3 Tulkit Pendidikan Inklusif

Rabu, 10 Agustus 2011 – 14:48 WIB
JAKARTA- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) meluncurkan tiga tulkit pendidikan inklusifPerangkat dalam bentuk buku ini digunakan sebagai panduan untuk mengembangkan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran

BACA JUGA: 54 Mahasiswa Ikuti Universiade XXVI 2011

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Mudjito menyampaikan, tulkit ini merupakan pelengkap dari panduan sebelumnya
Diadaptasi dari UNESCO, buku ini telah diterapkan di berbagai negara

BACA JUGA: Pencairan DAK Pendidikan Tunggu Permendiknas



"Tiga topik ini memperkaya kasanah implementasi di sekolah," ujarnya pada acara peluncuran di Kemdiknas, Cipete, Jakarta, Rabu (10/8).

Mudjito menyebutkan, buku pertama berjudul Disiplin Positif dalam Kelas Inklusif Ramah Pembelajaran-Panduan bagi Pendidik berisi cara mendisiplinkan anak, mengatasi kekerasan fisik dan verbal, serta pendidikan karakter
Adapun buku kedua berjudul Saran Praktis Pembelajaran Kelas Besar -Panduan bagi Pendidik.Kemudian, buku ketiga berjudul Mengajar Anak-Anak dengan Disabilitas dalam Seting Inklusif

BACA JUGA: Organisasi Mahasiswa Harus Saling Melengkapi



"Buku ketiga ini merupakan elaborasi sesuai jenis kebutuhan pada anak, sehingga guru umum mendapatkan pengetahuan bagaimana memperlakukan keragaman individu anak," kata Mudjito.

Dikatakan, anak berkebutuhan khusus mempunyai dua layanan mendasarLayanan itu untuk mengatasi kecacatan mereka dan standar yang sama dalam alat pembelajaran dengan anak normal seperti baca, tulis, hitung, dan melek komputer"Pelayanan inklusi menggunakan pendekatan manajemen berbasis sekolah," imbuhnya.

Head of Education Unit UNESCO Office Jakarta Anwar Alsaid menyampaikan, selain sebagai panduan untuk pendidikan inklusif, buku ini juga dapat digunakan untuk anak-anak normal terutama yang memiliki latar belakang yang berbedaMenurut dia, pendidikan inklusif penting bagi negara yang memiliki keragaman bahasa dan budaya

"Indonesia adalah negara yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibuKami pastikan pendidikan dapat diakses oleh semua," tuturnya.

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar saat ini ada 1.600 lebih sekolah dasar (SD) dan 300 lebih sekolah menengah pertama (SMP) yang menyelenggarakan program pendidikan inklusif melayani 30 ribu anak berkebutuhan khusus
Sementara jumlah sekolah luar biasa SD dan SMP negeri sebanyak 516 sekolah, sedangkan SD dan SMP swasta sebanyak 2.113 sekolahSejak delapan tahun terakhir pendidikan inklusif telah menjadi solusi alternatif mewujudkan pendidikan untuk semua (education for all)(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pola Distribusi Guru Bakal Ditata Ulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler