Kemenag: Bukan Langka, Tapi Peristiwa Nikah Meningkat

Minggu, 27 Oktober 2013 – 08:05 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Akhir-akhir ini fenomena langkahnya buku nikah banyak dilaporkan di beberapa daerah. Menurut pihak Kementerian Agama (Kemenag), hal itu disebabkan oleh meningkat tajamnya volume pernikahan pada bulan ini.

 

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag, Abdul Djamil memaparkan bahwa hal tersubut bukan merupakan kelangkaan. Namun karena meningkatnya volume pernikahan di masyarakat.

BACA JUGA: Ical akan Istikharah Tentukan Pendamping di Pilpres

“Itu karena volume nikah sedang naik. Dan kekurangan itu tidak di semua wilayah di Indonesia, tapi hanya beberapa wilayah saja,” ujarnya kemarin.

BACA JUGA: Jaringan Partai Harus Sinergi dengan Peserta Konvensi

Abdul Djamil menerangkan, memang di setiap tahun ada bulan-bulan tertentu dimana banyak masyarakat yang menikah. Misalnya, saat bulan Djulhijjah atau bulan hari raya idul adha. Dan pada kali ini persiapan buku nikah di beberapa daerah tidak mencukupi untuk pemenuhannya.

Menurut penjelasannya, dalam satu tahun ada sebaanyak 2,2 juta orang di Indonesia yang melakukan pernikahan. Dalam satu bulan, ada sekitar 50 ribu hingga 100 ribu masyarakat yang menikah. Dan di setiap daerah akan berbeda-beda jumlahnya. Hal itu tergantung dari jumlah masyarakat yang memeluk agama islam. Sehingga distribusi buku nikah pun tidak bisa disamaratakan.

BACA JUGA: Pramono Edhie Nyatakan Kemungkinan Duet dengan Jokowi

“Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang menghabiskan buku nikah paling banyak, pun dengan Nusa Tenggara Barat. Itu karena penduduk beragama islamnya tinggi,” tuturnya. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memprediksikan jumlah angka pernikahan disuatu daerah. Sehingga kemungkinan terjadi kekurangan cukup besar.

Diakuinya, saat ini telah dilakukan pendistribusian buku nikah baru ke daerah-daerah yang kekurangan. Daerah Jawa Timur, telah mendapat distribusi sebanyak 125 ribu buku nikah baru, begitu pun untuk Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurutnya, hingga akhir 2013 buku nikah telah disiapkan kembali dengan jumlah yang mencukupi.

“Kita sudah antisipasi dalam satu tahun. Untuk 2013 sudah siap,” tegasnya.

Sementara itu, mengenai pemalsuan buku nikah yang juga sempat marak, Abdul Djamil menegaskan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan kelangkaan yang tengah terjadi. Ia mengatakan bahwa komplotan tersebut memang sudah lama melakukan pemalsuan buku nikah, jauh sebelum fenomena langkanya buku nikah di beberapa daerah.

“Pemalsu yang tertangkap di Bandara Djuanda merupakan satu kelompok dengan pemalsu yang sebelumnya sudah ditangkap. Dan itu tidak ada hubungannya dengan kekerurangan buku nikah di sejumlah daerah,” ungkapnya.

Kelangkaan buku nikah ini dilaporkan terjadi disejumlah daerah di tanah air. Kelangkaan dilaporkan mulai akhir Agustus 2013 lalu, dan makin marak pada Oktober. Sejumlah daerah seperti Lampung, Bandung, serta sejumlah wilayah di Sumatra dan Jawa Timur.

Akibat kelangkaan ini, dilaporkan banyak pasangan yang telah menikah namun masih belum memiliki buku nikah. Seperti yang terjadi pada beberapa pasangan suami istri yang ada di Subang. Pihak KUA tidak bisa langsung memberikan buku nikah usai ijab kabul karena kelangkaan tersebut. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud MD: Pilkada Langsung Condong Merusak Masyarakat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler