jpnn.com, JAKARTA - Para santri lulusan pondok pesantren muadalah (SPM) dan pesantren diniyah formal (PDF) mengeluhkan sulit mengakses pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang merupakan syarat mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
Proses pendaftaran mereka terkendala karena (Nomor Pokok Sekolah Nasional) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) belum terverifikasi.
BACA JUGA: Pungli Subur di Kanwil Kemenag, Masyarakat Disalahkan
Menanggapi itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Zayadi mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk menyelesaikan persoalan ini. Menurutnya, kesamaan pandangan dan solusi atas masalah ini juga sudah diperoleh. Harapannya, proses pendaftaran santri untuk mengikuti UTBK tidak lagi terkendala.
“Dirjen Pendidikan Islam Kemenag telah bersurat dan melakukan koordinasi dengan LTMPT untuk memastikan agar santri lulusan SPM dan PDF dapat mengikuti UTBK,” ujar Ahmad di Jakarta, Selasa (12/3).
Dia menyebutkan, kendala ini muncul karena adanya persoalan teknis. Dalam pendaftaran UTBK, LTMPT menggunakan basis data pada PDSPK (Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan). NPSN lulusan SPM dan PDF sebenarnya sudah ada di database PDSPK, dan seluruhnya aktif.
“Persoalan ini telah ditindaklanjuti dalam pertemuan antara EMIS Pendis dan LTMPT tanggal 6 Maret 2019. Kedua belah pihak sepakat, basis data yang akan digunakan untuk madrasah dan pesantren adalah data yang tersedia di EMIS Pendis,” jelasnya.
“Saat ini, EMIS Pendis tengah melakukan penyiapan basis data berikut sarana aplikasi online dengan fitur perbaikan/penyesuaian data siswa/santri untuk keperluan UTBK,” sambungnya.
Ahmad memastikan penyelesaian atas permasalahan pendaftaran UTBK SPM dan PDF ini menjadi prioritas Dit PD Pontren. Pihaknya akan segera mengkordinasikan hal ini dengan Satuan Pendidikan. “Dit PD Pontren akan melakukan hal-hal yang sekiranya diperlukan untuk memastikan para santri bisa ikut UTBK,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad