JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) RI mengapresiasi para ahli ilmu falak dari berbagai daerah yang saat ini berkumpul di Gresik, Jawa Timur, untuk penyerasian hisab atau data astronomis penyusunan kalender Islam. Harapannya, pada masa-masa mendatang tak ada lagi perbedaan dalam hal penetapan 1 Syawal.
"Pertemuan ahli falak di Gresik hari ini sangat penting guna meminimalisir perbedaan dalam penetapan awal bulan Ramadhan dan hari raya," kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Abdul Djamil dalam rilisnya, Jumat (10/5).
Kegiatan serupa, lanjut Djamil, juga digelar untuk tingkat internasional. Tujuannya juga untuk penyerasian penentuan kalender Hijriah.
Dikatakannya, dewasa ini para ahli falak sudah berbesar hati untuk mencari titik persamaan dengan memunculkan kriteria imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan. "Kriteria ini menegaskan bahwa hilal hanya bisa diamati dengan syarat tertentu dan jika tidak terpenuhi, maka laporan pengamatan hilal bisa ditolak," ujar Abdul Djamin.
Kriteria imkanurrukyat dalam penyusunan almanak, lanjutnya, merupakan salah satu cara untuk menyatukan perbedaan dalam penentuan awal bulan. Ia pun memuji para ahli ilmu falak yang sudah semakin legowo untuk mencari kesamaan persepsi.
“Kriteria imkanurrukyat itu menunjukkan bahwa ahli astronomi kita sudah semakin legowo untuk menuju pada satu kesamaan. Meski sudah seperti itu, perbedaan masih terus saja terjadi. Dan kita tidak pernah berputus asa. Berbagai upaya terus kita lakukan,” katanya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Karyawan Batavia Air Ancam Blokir Jalan Sudirman
Redaktur : Tim Redaksi