Kemenakertrans Garap Food Estate 30 Ribu Hektar

Jumat, 04 Mei 2012 – 16:03 WIB
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (Dirjen P2KTrans) Kemenakertrans, Jamaluddien Malik saat melakukan peninjauan rumah penduduk transmigrasi di Tanjung Buka Satuan Pemukiman (SP) 7, Delta Kayan, Bulungan, Kaltim, Jumat (4/5). Foto : Nicha/JPNN

BULUNGAN — Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) kini mulai membangun dan mengembangkan lahan pertanian food estate seluas 30 ribu hektar. Pengembangan lahan di Kawasan Delta Kayan, Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salim Batu, Bulungan, Kalimantan Timur ini untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar menyebutkan,  Kawasan Delta Kayan yang memiliki potensial areal seluas 30.000 hektar tersebut, di dalamnya terdapat lokasi pemukiman transmigrasi Tanjung Buka Satuan Pemukiman (SP) 1 hingga SP 8. Saat ini, sudah terdapat 1.200 Kepala Keluarga (KK) yang telah ditempatkan di kawasan transmigrasi Tanjung Buka, dan akan ditambah sebanyak 550 KK untuk penempatan tahun 2012.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur ikut mengalokasikan dukungan dana untuk pembangunan rumah dan fasilitas perpindahan bagi transmigran asal Jawa Timur sebanyak 220 KK yang akan ditempatkan di Tanjung Buka SP 5. Pembangunan permukiman transmigrasi SP 5 yang merupakan kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur tersebut, juga turut menggandeng PT Sang Hyang Sri (PT. SHS), PT Agro Mandiri Kencana (Mi Won Indonesia) dan PT Nusa Agro Mandiri (Solaria). 

“Ke depannya, Pemprov DKI Jakarta dan  Jawa Barat juga akan menyusul untuk bekerjasama dengan Pemprov Kaltim serta ikut berpartisipasi dalam program ini,” lanjut Menakertrans.

Acara pembukaan dan pengembangan lahan di SP 7 yang menghabiskan anggaran Rp 18,2 miliar ditandai secara simbolis dengan penyerahan chainsaw kepada perwakilan penduduk  yang dilakukan oleh Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (Dirjen P2KTrans) Kemenakertrans, Jamaluddien Malik. 

Pemberian bantuan ini juga rangkaikan dengan penyerahan sertifikat Satuan Pemukiman (SP) 7 Tanjung Buka yang meliputi  750 bidang lahan bagi 250 kepala keluarga (KK). Setiap KK mendapatkan Lahan Perkarangan (0,25 hektar), Lahan Usaha I (0,75 hektar), dan Lahan Usaha II (1 hektar).

“Pengembangan Food Estate di kawasan Delta Kayan ini akan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi daerah di kawasan transmigrasi setempat,” jelas Jamaluddien di Tanjung Buka, Bulungan, Kalimatan Timur, Jumat (4/5).

Jamaluddien menjelaskan, kawasan food estate ini telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian pada 26 Agustus 2011 sebagai salah satu lokasi Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K).  Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan pada tahun 2011 juga bekerja sama dengan PT Trans Intra Asia Jakarta dan melakukan penyusunan studi masterplan food estate Delta Kayan. Selanjutnya, Kemenakertrans khususnya Direktorat Perencanaan Teknis Pembangunan Kawasan Transmigrasi bekerja sama dengan LPPM-IPB untuk melakukan review masterplan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salim Batu, Kabupaten Bulungan.

"Kita tentunya harus menggandeng beberapa kementerian untuk menangani masalah ini. Contohnya, kita menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pembuatan saluran irigasi. Selain itu, untuk pembuatan kanal-kanal sungai di sekitar food estate juga kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Karena kalau semua dilakukan oleh Kemenakertrans, anggarannya terbatas," tukasnya.

Sementara itu mengenai pengembangan lahan, Jamaluddien menerangkan bahwa hal ini  dilakukan untuk mengantisipasi adanya ramalan krisis pangan yang akan menimpa beberapa negara, termasuk Indonesia yang mana selama lima tahun terakhir  selalu mengimpor beras sekitar 1 juta ton/tahun. Hal ini disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan laju pertumbuhan pangan. Dengan begitu, maka salah satu provinsi yang mendukung program pangan nasional adalah Kalimantan Timur.

“Jumlah penduduk Indonesia tahun 2025 diprediksikan mencapai 400 juta jiwa dan kebutuhan beras mencapai 54 juta ton atau sekitar 100 juta ton Gabah Kering Panen (GKP). Maka dari itu, pada tahun 2025 dibutuhkan areal baku sawah seluas 15 juta hektar atau dua kali lipat dari sekarang. Pembangunan sektor pangan ini apabila tidak digarap secara serius, maka akan menimbulkan krisis pangan serius,” paparnya.

Untuk diketahui, secara riil luas panen padi di Kabupaten Bulungan pada tahun 2012 sebesar 19.238 hektar yang terdiri 9.656 hektar padi sawah dan 9.582 hektar padi ladang. Angka tersebut mengalami penambahan sebesar 22,90 persen dibandingkan tahun 2009 atau sebesar 3.585 hektar. Sedangkan hasil produksi padi, tahun 2010 mengalami peningkatan, yakni dari 51.193 ton  menjadi 61.112 ton. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemlu Siap Fasilitasi Pemulangan Istri Nazar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler