JAKARTA — Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) tengah melakukan persiapan menghadapi ancaman demo kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, ancaman unjuk rasa rasa ini kemungkinan dapat mempengaruhi aktivitas produksi dan kinerja di perusahaan.
Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenakertrans, Ruslan Irianto Simbolon mengatakan, kesiapan yang dilakukan Kemenakertrans tersebut adalah melakukan dialog bipartit. Sehingga, para pekerja/buruh dan pengusaha dapat saling merundingkan permasalahan yang terjadi akibat dampak kenaikan harga BBM.
“Upaya dialog itu untuk mencari solusi bagi perbaikan kesejahteraan pekerja dan tidak merugikan pengusaha akibat dampak kenaikan BBM,” terang Irianto di Gedung Kemenakertrans, Jakarta, Jumat (16/3).
Dijelaskan, hubungan industrial yang kondusif antara pengusaha dan pekerja/buruh menjadi kunci utama untuk menghindari terjadinya PHK. Selain itu, meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh serta memperluas kesempatan kerja baru untuk menanggulangi pengangguran di Indonesia.
“Mediator Hubungan Industrial memliki peranan yang strategis dan menentukan dalam meujudkan hubungan industrial yang kondusif dan harmonis,” katanya.
Irianto mengakui, salah satu kendala dalam dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah masih terbatasnya jumlah petugas mediator hubungan industrial. Menurut data terbaru per Februari 2012, hanya terdapat 853 orang mediator untuk menangani 224.386 perusahaan di seluruh Indonesia. “Padahal idealnya mencapai 2.373 orang petugas mediator,” imbuhnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pegawai Bank Dicokok di Surabaya
Redaktur : Tim Redaksi