Kemendagri dan ESQ Bekali Pejabat Eselon Jadi Pemimpin BerAKHLAK

Selasa, 04 Oktober 2022 – 21:29 WIB
Mendagri Tito Karnavian (kiri) mengingatkan jajarannya agar tidak menjadikan keterbukaan menjadi musuh. Tito duduk bersama Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian. Foto: Humas Kemendagri.

jpnn.com, JAKARTA - Accelerated Culture Transformation (ACT) Consulting yang merupakan bagian dari ESQ Leadership Centre menggelar Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Acara yang digelar dalam menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja BerAKHLAK tersebut dilaksanakan di Aula Gedung F Kemendagri pada Senin (3/10).

BACA JUGA: Anies Baswedan Jadi Capres Nasdem, Nafa Urbach Bingung Kebanjiran DM

Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro berharap para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.

“Kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini. Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik,” kata Suhajar.

BACA JUGA: Indonesia Ekspor Perdana 27 Ton Singkong Beku ke Curacao

Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan, mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.

“Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani. Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab akan tersisih oleh waktu,” bebernya.

BACA JUGA: 65 Peserta dari 4 Negara Mengikuti Training ESQ Ary Ginanjar di Swiss

Menurut referensi yang pernah dia baca, pemimpin itu harus sebagai role model, menjadi teladan dan mampu mencegah terjadinya hal-hal yang buruk.

"Sebagai role model, tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik (seperti guru). Bapak dan ibu yang Eselon 3 berarti mendidik para Eselon 4 dengan menjernihkan pola pikir mereka salah satunya. Agar membuat dunia menjadi lebih baik. Tugas berikutnya adalah menjadi pemimpin yang teladan. Konsepnya adalah ubah dulu diri kita baru mengubah yang lain,” tutur Suhajar.

Paparan yang disampaikan Suhajar dalam kurun waktu sekitar 30 menit itu disimak dengan baik oleh peserta pelatihan yang hadir secara offline, serta Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian secara daring.

“Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Suhajar sudah sangat cukup, jadi saya hanya mencoba membingkai dan menggambar supaya lebih mudah dipahami oleh semuanya apa yang disampaikan oleh Pak Sekjen. Apa yang disampaikan oleh beliau itu memacu semangat kita,” kata Ary melalui zoom meeting.

Menurutnya, kita harus menjadi pemimpin yang memiliki role model dari misi dan nilai itu.

Kemudian, yang kedua adalah harus menjadi pemimpin yang memberikan inspirasi atau sebagai seorang guru.

“Yang ketiga adalah Anda sebagai pemimpin harus bisa menstimulasikan orang agar mengeluarkan ide-idenya. Dan terakhir yaitu pemimpin yang mampu memilih orang yang tepat agar sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. Kalau ini sudah dimiliki dan digabungkan maka peran Anda sebagai agen perubahan akan berhasil mengubah Kemendagri, bahkan Indonesia menjadi lebih baik," seru Ary.(chi/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Ganjar, Satu-satunya Kader PDIP yang Bisa Mengalahkan Prabowo dan Anies


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler