Kemendikbud Akui Internet Masih Jadi Kendala Pertunjukan Daring

Kamis, 30 Juli 2020 – 13:05 WIB
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar sejumlah kegiatan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020.

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru menjelaskan, tema peringatan hari anak kali ini menjadi sebuah pengingat bahwa perhatian kepada anak adalah urusan semua pihak.

BACA JUGA: Bantu Pekerja Seni di Masa Pandemi, Kemendikbud Siapkan Pertunjukan Daring

 “Saat pandemi ini, anak-anak walau belajar dari rumah, harus tetap bahagia. Karena semua aktivitas datang dari rumah, kita memastikan mereka tetap menjalankan aktivitasnya dengan bahagia dan bisa mengukir prestasi," ujarnya dalam virtual talk show melalui akun YouTube Budaya Saya, Rabu (29/7).

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar secara online yang kini diterapkan saat Pandemi COVID-19 diharapkan tidak mengurangi semangat anak-anak.

BACA JUGA: Kembalikan Identitas Anak, Kemendikbud Gelar KILA

Dari banyak penerapan PJJ, Ahmad Mahendra melihat The Resonanz Music Choir sebagai salah satu contoh baik.

“Kami senang melihat bahwa ini loh contoh, dalam pandemi mereka jangan mandeg. Anak-anak ini dipastikan perlindungannya, juga pendidikannya,” terangnya.

BACA JUGA: Chicha Koeswoyo Sedih Lihat Anak-anak Lebih Cinta Game

The Resonanz Music Studio yang dikomandoi Avip Priatna adalah sebuah lembaga pendidikan musik, yang salah satunya membawahi The Resonanz Children’s Choir yang kerap menjadi langganan juara dalam berbagai perlombaan paduan suara tingkat Internasional.

Salah satunya adalah memperoleh gelar Grand Champion pada European Grand Prix for Choral Singing di Maribor Slovenia pada 2018.

Saat pandemi seperti saat ini, The Resonanz Children’s Choir mulai melakukan PJJ satu bulan setelah iimbauan untuk tetap berada di rumah.

Mengajar olah vokal tanpa tatap muka memang menjadi tantangan tersendiri, tetapi Avip Priatna memastikan kualitas pengajarannya tetap optimal.

“Bahkan ada yang ditawari berlatih dengan pertemuan tatap muka, malah memilih untuk belajar jarak jauh karena menurut mereka lebih nyaman,“ jelas Avip Priatna.

Mengajar anak-anak yang tergabung dalam paduan suara secara jarak jauh, juga menjadi tantangan tersendiri bagi Luciana Oendoen, pelatih The Resonanz Children’s Choir. Menurut dia, dengan belajar daring, anak-anak justru lebih fokus. Sebab, cara pemberian materi lebih variasi.

Lebih lanjut dikatakan Ahmad Mahendra, ada beberapa hal yang kurang mendukung dalam pelaksanaan pertunjukan daring atau PJJ. Misalnya akses internet yang belum merata, pelaku budaya belum siap dengan cara daring ini.

"Karena itu, kami akan menyiapkan workshop dan forum grup diskusi. Nantinya, ketika pandemi berlalu, seluruh kegiatan daring untuk mendukung pelaku budaya akan tetap berlangsung,” janji Ahmad Mahendra.

Selain acara Talk show virtual ini, Kemendikbud juga mempersembahkan Senandung Anak negeri, berupa konser virtual dari anggota The Resonanz Children’s Choir yang bisa disaksikan di channel YouTube Budayasaya. (esy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler