jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, perluasan akses dan penguasaan seni budaya oleh peserta didik menjadi target pemajuan kebudayaan.
Langkah ini diperlukan untuk mendukung implementasi pendidikan karakter siswa dalam memasuki era Revolusi Industri 4.0.
BACA JUGA: Pemda Diminta Sejahterakan Pemilik Lahan Warisan Dunia
“Tahun kemarin, fokus pendidikan karakter untuk pemajuan kebudayaan masih berupa perluasan kepada daerah-daerah agar menjangkau ke seluruh sekolah,” ujar Hilmar saat menghadiri Gebyar Pendidikan di Bali, Sabtu (20/4).
Dia menyebutkan, program seniman masuk sekolah menjadi contoh dari perluasan akses seni budaya bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan artistik anak didik. Untuk itu, Gempita Hardiknas menjadi ajang bagi pelibatan pemerintah daerah dalam perluasan akses seni dan budaya di sekolah.
BACA JUGA: Hardiknas 2019, 12 Instansi Pusat Ramaikan Turnamen Bulutangkis Beregu
Dirjen Hilmar menjelaskan regulasi khusus pemajuan kebudayaan diperlukan sebagai seperangkat rambu-rambu untuk mengimplementasikan pemajuan kebudayaan baik di tingkat nasional maupun daerah.
BACA JUGA: Menristekdikti: Pendidikan Vokasi Tertinggal karena Masyarakat Fokus Gelar
BACA JUGA: Hadirilah, Ada Koleksi Wastra Para Ibu Negara
“Strategi pemajuan kebudayaan masih merupakan arah pemajuan untuk menjadi konten. Tapi bagaimana menjalankannya, itu masih membutuhkan regulasi, yaitu Permendikbud yang akan memberikan kerangka,” jelasnya.
Ke depan, lanjut Hilmar, pelibatan siswa pada seni dan budaya menjadi metode perluasan akses, sehingga implementasi pendidikan karakter bisa tercapai. Nilai-nilai karakter itu sudah dirumuskan, ada 18 karakter unggulan.
"Pengimplementasian nilai karakter masih membutuhkan metode tertentu, sehingga tidak terjebak kepada verbalisme. Jadi pengembangan terhadap praktik keseharian menjadi kunci untuk dapat membentuk pembiasaan terhadap anak," bebernya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terkait Soal UN SMA Bocor, Sanksi dari Kemendikbud Dinilai Terlalu Ringan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad