JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum bisa bernapas lega meski ujian nasional SMP dan SMA sudah tuntas. Sebab, kini muncul tugas baru yang tak kalah berat. Yakni, memperbaiki kualitas pendidikan di daerah yang nilai unasnya jeblok.
Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan, daerah-daerah yang nilai unasnya kurang bagus tidak bisa dibiarkan memperbaiki diri sendirian. ’’Pemerintah pusat tetap berkewajiban membantu mengintervensi peningkatan kualitas pendidikan,’’ katanya.
Sejatinya, urusan pendidikan jenjang SMP/sederajat bukan wewenang pemerintah pusat, tetapi pemkab atau pemkot. Namun, untuk urusan peningatan kualitas, tidak perlu terlalu berlebihan memisahkan wewenang itu.
Nuh menyebutkan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi juru kunci hasil unas di tingkat SMP maupun SMA. Menurut dia, pemerintah pusat tidak bisa membiarkan NTT berlari sendiri untuk mengejar daerah lain.
Ibarat lomba lari, NTT sejatinya sudah berlari. Tetapi, larinya ketika daerah lain sudah jauh di depan. Selain itu, kecepatan lari NTT tidak secepat daerah lain. Untuk itu, Kemendikbud berkewajiban mempercepat lari NTT sehingga segera bisa sejajar dengan provinsi-provinsi lain.
Kemendikbud sendiri menyiapkan beberapa langkah khusus untuk intervensi ke NTT. Di antaranya, melihat peta kelemahan dunia pendidikan di NTT. Kelemahan dunia pendidikan di NTT bisa disebabkan kualitas guru yang belum mumpuni, infrastruktur pendidikan yang tidak layak, hingga anggaran pendidikan yang rendah. Dengan kondisi itu, penguatan materi pendidikan tidak bisa diberikan.
Terhadap tiga penyebab rendahnya pendidikan di NTT itu, Nuh mengatakan, Kemendikbud sudah menyiapkan jawabannya. Jika ternyata di NTT masih banyak guru yang belum berkualitas, mereka akan diikutkan dalam pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG). Upaya lain adalah menyekolahkan guru sehingga bergelar sarjana. Sebab, bisa jadi masih banyak guru di NTT yang hanya tamatan SMA.
Sementara itu, untuk menggenjot kualitas infrastruktur pendidikan di NTT, Kemendikbud menyiapkan alokasi rehab sekolah rusak. Beasiswa-beasiswa pendidikan diharapkan juga terus mengalir untuk menunjang pendidikan di sana. (wan/c2/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMKN 3 Manokwari Kejar Sertifikasi ISO
Redaktur : Tim Redaksi