Kemendikbud Kirim Motivator Ajak Guru di Sulteng Mengajar

Kamis, 11 Oktober 2018 – 05:49 WIB
Kondisi Masjid Baiturr Rahman Kota palu yang diterjang gempa dan tsunami pada Jumat (28/9). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengalokasikan Rp 246,5 miliar untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah.

Selain untuk bantuan pembangunan sekolah darurat, anggaran tersebut juga dialokasikan untuk bantuan berupa tunjangan khusus kepada guru terdampak bencana di Sulteng, serta pemulihan kegiatan belajar.

BACA JUGA: Siapkan 520 Kantong Darah untuk Korban Gempa Sulteng

Bantuan tersebut merupakan penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kemendikbud Tahun 2018. Beberapa mata anggaran masih memerlukan proses revisi di Kementerian Keuangan.

"Yang penting proses pembelajaran terus berlangsung dengan segala keterbatasan yang ada. Yang ditekankan pak menteri itu agar anak-anak tetap berkegiatan dan memiliki semangat untuk belajar. Intinya agar anak-anak itu kembali ceria, bisa berkumpul dengan teman-temannya," kata Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen), Poppy Dewi Puspitawati di Jakarta.

BACA JUGA: PMI Buka Dua Posko di Surabaya untuk Bantuan Korban Gempa

Kemendikbud telah mengirimkan 17 truk bantuan yang membawa bahan makanan, susu, air mineral, juga bahan bakar minyak (BBM).

Bantuan didistribusikan kepada siswa, guru dan tenaga kependidikan terdampak. "Guru-guru perlu diberikan penguatan, untuk trauma healing atau psikososial. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mengirimkan para pelatih ke Sulteng untuk memotivasi dan mengajak guru-guru kembali ke sekolah," jelas Poppy.

BACA JUGA: MUI Terima Donasi Rp 7,5 Miliar untuk Korban Gempa Sulteng

Kemendikbud juga menyiapkan bangunan ruang-ruang belajar darurat yang terdiri dari dua jenis berupa tenda dan bangunan semi permanen.

Yang pertama adalah tenda darurat sesuai standar United Nations Children's Fund (UNICEF) yang berwarna putih disertai ventilasi.

Bangunan darurat dibuat dari kayu atau bambu beratapkan terpal dengan kapasitas 7 ruang kelas.

Ruang-ruang belajar darurat tersebut diprioritaskan untuk ditempatkan di titik-titik dekat lokasi pengungsian tempat berkumpulnya anak-anak.

"Dari Kemendikbud kami menyiapkan 333 unit sekolah darurat dengan kapasitas 7 ruang. Kemudian tenda darurat sudah kami kirimkan sebanyak 20 unit. Dan nanti kami akan mendapatkan bantuan tenda dari UNICEF sejumlah sekitar 300 unit," terang Poppy. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Adopsi Anak Korban Gempa Itu Cuma Hoaks!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler