jpnn.com, JAKARTA - Para peserta didik berkebutuhan khusus di Indonesia terus menorehkan prestasi di masa pandemi Covid-19 melalui ajang-ajang bergengsi.
Dari rumah, mereka membuktikan kebolehannya dengan menunjukkan bakat istimewa melalui Ajang Kreasi dan Apresiasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (AKA PDBK) tahun 2020 yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
BACA JUGA: Kemendikbud Fasilitasi Dosen Lokal Kolaborasi dengan Profesor Kelas Dunia
Ada sekitar 403 peserta berasal dari peserta didik sekolah luar biasa (SLB) maupun sekolah penyelenggara inklusif dari 22 provinsi.
Melihat bakat dan talenta peserta didik, pelaksana tugas (plt) Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi mengapresiasi setiap prestasi yang ditunjukkan oleh para peserta didik.
"Akan kami desain sedemikian rupa supaya bisa mengakomodasi talenta-talenta yang belum terwadahi di kegiatan-kegiatan yang sudah kami lakukan selama ini, baik di keterampilan, olahraga, seni dan budaya," ujar Asep, Senin (14/12).
Dia mengungkapkan, pihaknya bersama para pakar pendidikan sedang merancang extreem flexibilitas curriculum untuk anak-anak berbakat dan istimewa, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
BACA JUGA: Ketua MPR Minta Kemendikbud Pertimbangkan Lagi Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Rencananya, Puspresnas akan membangun pusat-pusat prestasi di seluruh Indonesia.
"Bagaimana kami membangun center-center of excellent di seluruh Indonesia yang merupakan upaya kami untuk menjangkau sejauh mungkin talenta-talenta terbaik. Semoga ini menjadi bekal bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkarya apa pun kondisinya," tandasnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dikmas dan Diksus), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Samto menyakini, anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kelebihan lain dalam hidupnya.
Ia menekankan, pihaknya terus meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pendidikan vokasi sebagai bekal hidup untuk mereka.
"Pendidikan vokasi ini diupayakan untuk membangun kemandirian peserta didik dalam mengembangkan karakter agar semua bisa maksimal dalam mengembangkan keterampilannya," ujar Samto.
Dia melanjutkan, talenta anak-anak berkebutuhan khusus harus dihargai dan diapresiasi agar mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk berkembang dan menunjukkan kreativitasnya di tengah-tengah masyarakat.
Samto berharap agar para peserta dalam ajang ini tidak hanya bercita-cita menjadi juara, melainkan menjadi orang yang istimewa.
“Guru-guru, kepala sekolah, dan pendamping terus dampingi anak-anak ini untuk menjadi anak-anak yang istimewa,” pesan Samto. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad