jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperhatikan masukan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang menilai kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah berisiko tinggi memperburuk penularan Covid-19.
Bamsoet menegaskan bahwa kesehatan anak harus diutamakan. Karena itu dia mendorong Kemendikbud mengkaji kembali keputusan pemberlakuan sistem pembelajaran tatap muka saat penularan Covid-19 yang masih terus meningkat.
BACA JUGA: Federasi Serikat Guru Menolak Pembelajaran Tatap Muka Januari 2021
"Dengan mempertimbangkan proporsi jumlah anak yang terpapar Covid-19, dan jumlah kematian anak akibat Covid-19," kata Bamsoet, Senin (7/12).
Bamsoet mendorong Kemendikbud bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah untuk terlebih dahulu melakukan survei kesiapan sekolah-sekolah terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Munarman FPI: Fitnah, Mereka Dibantai
Selain juga memantau status zona penyebaran Covid-19 di setiap daerah yang akan memberlakukan KBM secara tatap muka.
"Ini mengingat keselamatan tenaga pengajar beserta siswa-siswi harus tetap menjadi prioritas pemerintah ketika pengambilan kebijakan," kata mantan ketua DPR ini.
BACA JUGA: Ruhut Sitompul: Beliau Arif dan Bijaksana
Bamsoet meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk tidak memaksakan sekolah melakukan KBM secara tatap muka apabila sarana prasarana, infrastruktur, dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) seperti guru dan petugas lainnya di sekolah belum memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut dia mendorong pemerintah daerah dan Satgas Penanggulangan Covid-19 dapat terus berupaya menekan kasus positif corona, sehingga penambahan harian dapat diminimalisir dan dikendalikan.
"Dengan begitu Kemendikbud dapat kembali mempertimbangkan pemberlakuan KBM secara tatap muka," pungkas Bamsoet.(boy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy