Kemendikbudristek Ajak Mahasiswa Daftar Kampus Mengajar, Ditempatkan di 3.400 SD dan 375 SMP

Sabtu, 12 Juni 2021 – 22:00 WIB
Plt Dirjen Dikti Nizam. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 14.621 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan dibimbing 2.077 dosen telah bergabung di dalam program Kampus Mengajar angkatan I.

Mereka mendampingi guru dan kepala sekolah di 4.810 SD yang tersebar di 458 kabupaten/kota.

BACA JUGA: Kampus Merdeka Vokasi Dapat Suntikan Dana Rp 270 Miliar dari Kemendikbudristek 

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam mengatakan pengalaman para mahasiswa dan manfaat dari mengikuti program Kampus Merdeka sungguh luar biasa.

"Berbagai inovasi dilakukan adik-adik mahasiswa dan berbagai pengalaman yang tak ternilai harganya telah dialami peserta program Kampus Mengajar,” kata Nizam pada pengumuman penyelenggaraan Festival Kampus Mengajar secara daring di Jakarta, pada Jumat (11/6).

BACA JUGA: Wahyu Penganiaya Bocah 12 di Surabaya Ditangkap di Tangerang, Lihat Kakinya

Menurut Nizam, tidak hanya pengalaman para mahasiswa, manfaat yang dirasakan para guru serta siswa yang mendapat bimbingan juga sungguh luar biasa.

Salah satu mahasiswa penerima program Kampus Mengajar yang merasakan manfaatnya adalah Havid Adhiatama. Dia mendapat tugas mengajar di SD Negeri 4 Kalisat Kidul, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Info Terbaru Seleksi PPPK 2021, Ini 5 Tahapan yang Harus Diketahui Guru Honorer

Menurut Duta Kampus Mengajar dari Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah itu, program Kampus Mengajar telah melakukan transformasi dalam pengajaran terkait tiga hal, yaitu literasi, numerasi dan alih teknologi.

“Alih teknologi di sini cukup sulit, sejak awal penerjunan kami menemui kendala sebab sinyal GSM untuk internet ataupun SMS tidak ada sama sekali di sini,” tutur Havid.

Dia menjelaskan, andalan untuk berkoordinasi dengan tim adalah radio komunikasi. Mereka bekerja sama dengan LAPAN dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio untuk melaksanakan uji coba berkirim media pembelajaran melalui Satelit LAPAN A2/Satelit IO-86.

"Uji coba tersebut berhasil, bisa digunakan ketika benar-benar dalam keadaan darurat," ujarnya.

Senada itu, Athi Nur Auliati Rahman, seorang mahasiswi asal Universitas Negeri Yogyakarta yang ditempatkan di SDN Gulugulu 2 Kabupaten Sumenep, Jawa Timur juga menyimpan pengalaman-pengalaman berkesan selama mengikuti program Kampus Mengajar.

“Pertama saya merasa ada perubahan cara pandang dan bersikap ketika belajar di kampus dengan lapangan khususnya di desa tertinggal,” ungkap Athi.

Menurut Athi, melalui Kampus Mengajar dia bisa ikut memberi solusi atas persoalan pendidikan di daerah. Dari distribusi ilmu pengetahuan, pengajar, media pembelajaran, fasilitas atau alat pembelajaran, sinyal internet, motivasi belajar siswa, peran orang tua, dan banyak lagi.

Meskipun Athi mengetahui fasilitas di daerah kurang memadai, dia mencoba untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didiknya.

"Saya tahu betul bagaimana kondisi pendidikan desa tersebut. Walau (pelajar) tidak punya HP, susah sinyal, pun sebagian besar gagap teknologi, saya mencoba untuk mengajak adik-adik saya bangkit dari ketertinggalan,” jelas Athi.

Berbagai fitur dan aplikasi diterapkan Athi untuk memberikan pembelajaran yang menarik bagi peserta didiknya. Seperti pengenalan materi lewat video edukasi, menggunakan laptop saat mengajar, melakukan eksperimen fisika yang menarik, bermitra dengan orang tua, serta kunjungan belajar ke rumah-rumah siswa serta membimbing hingga mereka menang lomba.

"Kemarin, adik bimbingan saya yang awalnya tidak bisa mengerjakan seperdua, seperempat, bisa meraih peringkat satu KSN tahap satu tingkat kecamatan dan itu membuat kami bahagia. Begitupun orang tuanya. Kehadiran saya pun yang dianggap sebagai energi baru dari kampus, membantu memberi sumber daya baru bagi sekolah,” tutur Athi.

Diakui Athi, walaupun program Kampus Mengajar itu singkat, tetapi dampaknya bisa sedikit banyak mengatasi masalah pendidikan selama pandemi yang ada di lapangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemendikbudristek membuka kesempatan kepada para mahasiswa untuk kembali bergabung di dalam program Kampus Mengajar angkatan II Semester Pertama Tahun Ajaran 2021/2022.

“Jangan lupa segera daftarkan melalui laman Kampus Merdeka di Kemendikbudristek dan segera siapkan diri Anda untuk mendapatkan pengalaman terbaik yang akan anda sekalian alami dalam program Kampus Mengajar,” ajak Nizam.

Pada program Kampus Mengajar angkatan II kali ini, para mahasiswa yang terdaftar akan mengajar di lebih dari 3.400 SD dan 250 SMP di seluruh Indonesia.

Selain mendapatkan pengalaman dan pengayaan dalam penggunaan teknologi untuk memperkuat literasi dan numerasi anak-anak, para mahasiswa juga akan mendapat insentif dari pemerintah.

”Sekaligus mendapatkan SKS atas seluruh karya dan kinerja mahasiswa di dalam mengikuti program tersebut selama satu semester ini,” pungkas Nizam. (esy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler