Kemendikbudristek Anugerahkan Penghargaan kepada 5 Tokoh Penghayat Kepercayaan & Masyarakat Adat

Rabu, 29 Desember 2021 – 17:35 WIB
Kemendikbudristek untuk kali pertamanya memberikan penghargaan kepada para tokoh penghayat kepercayaan TYME dan masyarakat adat. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek memberikan penghargaan kepada 27 tokoh pelaku budaya. Lima di antaranya di bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (TYME) dan masyarakat adat.

Penghargaan kebudayaan bagi tokoh, organisasi, dan lembaga yang berkontribusi dan berdedikasi tinggi di bidang kepercayaan dan masyarakat adat, itu merupakan yang pertama dilakukan.

BACA JUGA: DPR Dukung Kurikulum Prototipe Kemendikbudristek, Lebih Fleksibel untuk Guru & Siswa

"Bentuk apresiasi pemerintah bagi mereka yang telah melestarikan nilai-nilai luhur spiritual dan kearifan lokal," kata Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul HadiRabu (29/12).

Untuk bidang tersebut terdapat 4 kategori penghargaan yang diberikan Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Seusai Dijewer Edy Rahmayadi, Coki Aritonang Bersumpah Demi Allah

Kategorinya terdiri dari tokoh penghayat kepercayaan, tokoh masyarakat adat, organisasi kepercayaan, dan lembaga adat.

Menurut Sjamsul, berdasarkan hasil verifikasi dan penilaian telah ditetapkan 5 penerima penghargaan.

BACA JUGA: Afirmasi PPPK Guru Beserdik Tak Linier Menabrak PermenPAN-RB 28 Tahun 2021

Untuk kategori tokoh masyarakat adat, yaitu Prof Raudha Thaib (Sumatera Barat) dan Bandi/Apay Janggut (Kalimantan Barat).

Sementara untuk kategori tokoh kepercayaan ialah alm. Sri Pawenang (D.I. Yogyakarta) dan alm. Hertoto Basuki (Semarang), serta untuk kategori organisasi kepercayaan adalah Persatuan Warga Sapta Darma.

Pemberian Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun ini dikemas dalam format berbeda dengan pertimbangan utama untuk meminimalisir dampak penyebaran Covid-19.

Kemendibudristek melaksanakan seremonial penyerahan Anugerah Kebudayaan di domisili penerima.

Sjamsul menyebut keberadaan dan peran penghayat kepercayaan dan masyarakat adat terhadap pemajuan kebudayaan perlu disampaikan kepada masyarakat.

Harapannya, masyarakat khususnya generasi muda bisa mengambil nilai baik dari para penerima anugerah dan termotivasi untuk kembali mengenal kearifan lokalnya.

"Kemudian, mengembangkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki saat ini," ucap Sjamsul. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler