DPR Dukung Kurikulum Prototipe Kemendikbudristek, Lebih Fleksibel untuk Guru & Siswa

Selasa, 28 Desember 2021 – 23:31 WIB
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda. Ilustrasi Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Komisi X DPR RI mendukung opsi penerapan kurikulum prototipe yang ditawarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kurikulum ini sebagai pilihan bagi sekolah dalam mengatasi kehilangan pembelajaran (learning loss) dan mengakselerasi transformasi pendidikan nasional. 

BACA JUGA: Prabowo Dorong Kurikulum Sains Pertahanan, Jakarta Defence Soroti Begini

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyampaikan adaptasi dan inovasi diperlukan agar bertahan di tengah perkembangan zaman. Salah satunya menyangkut opsi model kurikulum yang berlaku di Indonesia.

“Ada beberapa pertimbangan mengapa kurikulum perlu disempurnakan. Paradigma konservatif dalam kurikulum jika disandingkan dengan perkembangan dunia, tak lagi relevan," terang Syaiful, Selasa (28/12). 

BACA JUGA: Fenomena Selebgram Umbar Aurat, Pratama Bicara Kurangnya Kurikulum Internet Sehat

Dia menjelaskan Komisi X dengan Kemendikbudristek mengambil pemberlakukan kurikulum ini adalah opsional. Tidak bisa lagi memegang paradigma konservatisme di dunia pendidikan. 

"Dinamika internal dan eksternal di dunia pendidikan kita melampaui apa yang kita prediksi termasuk yang dipikirkan oleh pakar perumus kurikulum 2013,” terangnya. 

BACA JUGA: Jelang Sekolah Tatap Muka, Kemendikbudristek Sampaikan Hal Penting soal Kurikulum

Kurikulum 2013 menurutnya adalah kurikulum yang padat konten dan bermuatan sangat banyak. Dalam dunia disrupsi, jika kurikulum banyak konten dan muatannya, kita tidak bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami sesuatu dari kecenderungan bakat mereka. 

"Padahal kita sedang menciptakan generasi yang kompeten,” tegasnya. 

Ia mengingatkan saat ini yang dibutuhkan ialah masing-masing peserta didik memiliki kompetensi yang mumpuni. Dengan kurikulum prototipe, dimungkinkan ruang improvisasi guru diperlebar sehingga guru bisa mengakselerasi dan mencari model terbaik dalam pembelajaran. 

“Kurilulum Prototipe ingin mengurangi konten. Hal ini supaya anak-anak lebih memahami tentang suatu hal lebih detail,” ungkapnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler