jpnn.com, JAKARTA - Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengapresiasi komitmen masyarakat Kerinci yang terus merawat nilai otentik budayanya Kenduri Sko yang 2018 dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Hal itu diungkapkan Mahendra yang juga bergelar Depati Talam Rajo Batuah, Selasa (20/6).
BACA JUGA: Kenduri Sko Kembali Digelar Sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan di Kerinci
Mahendra menyebutkan prinsip masyakarat Kerinci sendirilah yang akhirnya terus membuat Kenduri Sko sebagai warisan budaya tetap terjaga hingga kini.
Ajang budaya Kenduri Sko 2023 yang merupakan penanda dimulainya Kenduri Swarnabhumi telah usai digelar, di Desa Pelompek, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, Sabtu hingga Senin (17-19/6).
BACA JUGA: Guru Honorer Gagal Mendaftar PPPK 2022 Berbondong-bondong ke Kemendibudristek, Helpdesk Payah!
Kenduri Sko merupakan suatu tradisi masyarakat Kerinci mengungkapkan rasa syukurnya pada Tuhan Yang Maha Esa sebab hasil panen dan sumber daya alam yang didapat.
Selain itu, Kenduri Sko sekaligus juga menjadi momentum pengukuhan gelar adat dan penyucian benda-benda pusaka yang salah satunya yaitu naskah Melayu tertua di dunia.
Kenduri Sko 2023 diselenggarakan dengan inisiasi Kemendikbudristek bersama Pemerintah Kabupaten Kerinci, Lembaga Kerapatan Adat, serta komunitas budaya setempat.
“Kenduri Sko adalah festival adat yang menjadi kebanggaan bersama dan telah lama terjaga di Kabupaten Kerinci sebab memiliki nilai budaya mendalam,” ujar Mahendra.
Mahendra menuturkan berlangsungnya Kenduri Sko sampai sekarang menegaskan bahwa ada makna keselarasan dalam kehidupan masyarakat Kerinci sesuai jiwa persatuan Indonesia.
“Pembangunan ekosistem budaya demi terjaganya kelestarian kearifan lokal seperti pelaksanaan Kenduri Sko sebagai bagian Kenduri Swarnabhumi harus terus didukung seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat,” ucap Mahendra.
Tokoh adat Kabupaten Kerinci Depati Intan Kumalo Sri Pemuncak Putih Marisal menyebutkan, Kenduri Sko seolah menjadi ritual khusus yang patut selalu dilaksanakan dan dipertahankan keberadaannya.
Intan menyampaikan Kenduri Sko sekaligus juga merupakan bentuk tradisi adat yang perlu diperkenalkan ke generasi muda Kerinci tentang nilai budaya daerahnya.
Kenduri Sko 2023 mengusung tema Kerapatan Adat Gunung Tujuh. Tahun lalu, festival budaya yang sama juga diselenggaakan Kemendikbudristek dan Pemkab Kerinci.
Pada Kenduri Sko 2023 dilaksanakan beragam kegiatan seperti makan bersama hasil penyembelihan hewan ternak, musyawarah kerapatan adat untuk merevitalisasi Rumah Budaya Kerinci.
Ada pula arak-arakan Depati Ninik Mamak, penyampaian parno adat, serta pentas seni tradisional Tari Niti Jalan Tigo diiringi musik tradisonal dan Tarei Asyeik.
Dengan telah berlangsungnya Kenduri Sko 2023 ini maka membuka pula festival Kenduri Swarnabhumi dengan mengangkat tema Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai Batanghari.
Berbagai kegiatan budaya fisik maupun non-fisik bakal digelar dalam Kenduri Swarnabhumi 2023 di sembilan kota dan kabupaten dilalui aliran Sungai Batanghari.
Festival Kenduri Swarnabhumi diharapkan mampu menggerakkan kesadaran masyarakat tentang peran sungai dalam perkembangan peradaban dan sumber kehidupan sebagai wujud mempertahankan kearifan lokal dan implementasi pemajuan kebudayaan.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul